TUGAS-TUGAS MALAIKAT (BAGIAN 6)

chair, room, wall, books, interior, plaid, teapot, mint, chair, chair, chair, chair, chair, interior

20. Menaungi Orang Yang Mati Syahid Dengan Sayapnya

Telah diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah, ia berkata:

لَمَّا قُتِلَ أَبِي جَعَلْتُ أَكْشِفُ الثَّوْبَ عَنْ وَجْهِهِ أَبْكِي، وَيَنْهَوْنِي عَنْهُ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَنْهَانِي، فَجَعَلَتْ عَمَّتِي فَاطِمَةُ تَبْكِي،

“Saat ayahku terbunuh, maka aku membuka kain penutup wajahnya, lalu aku pun menangis. Orang-orang itu melarangku menangis, padahal Rasulullah tidak melarangku menangis. Kemudian, bibiku yaitu Fathimah juga turut menangis,

فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَبْكِينَ أَوْ لاَ تَبْكِينَ مَا زَالَتِ المَلاَئِكَةُ تُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا حَتَّى رَفَعْتُمُوهُ»

hingga Nabi bersabda: “Engkauo menangisinya atau tidak menangisinya, para Malaikat tetap menaunginya dengan sayap-sayapnya sampai kalian mengangkatnya.”

Imam al-Bukhari, membuat sebuah bab dalam shahihnya pada bagian Kitab “al Jihad was Siyar” dengan judul: Bab “Naungan Malaikat atas Orang yang Mati Syahid”

Adapun dalam riwayat yang lain dari Jabir bin Abdillah, ia berkata: “Pada saat terjadi perang Uhud, ayahku dibawa dalam keadaan diselimuti kain, beliau telah dicincang-cincang (oleh kaum musyrikin). Maka aku pun ingin membuka kain penutup tersebut, namun kaumku melarangku, kemudian aku ingin membukanya lagi, namun kaumku melarangku lagi.

Lalu Rasulullah pun membukanya atau beliau memerintahkan untuk dibuka, maka dibukalah kain tersebut. Kemudian Rasulullah pun mendengar suara tangisan atau teriakan seorang wanita, beliau pun bertanya: “Siapakah itu? mereka menjawab: Anak perempuan ‘Amr atau saudara perempuan Amr: Maka beliau bersabda: “Mengapa engkau menangis? (Atau bersabda: Jangan menangis!)

Sungguh para Malaikat senantiasa menaunginya dengan sayap-sayap mereka hingga ia diangkat:

21. Menyaksikan Pengurusan Jenazah Orang Beriman

Rasulullah bersabda mengenai Sa’d bin Mu’adz:

هَذَا الَّذِي تَحَرَّكَ لَهُ الْعَرْشُ وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَشَهِدَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْمَلَائِكَةِ لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ فُرِّجَ عَنْهُ

“Orang inilah yang menyebabkan Arsy bergetar, pintu-pintu langit dibuka, dan 70 ribu Malaikat pun menyaksikannya. Sungguh, ia telah dihimpit dengan satu himpitan kemudian ia dilapangkan.”

22. Turut Mengantarkan Jenazah Orang Beriman

Diriwayatkan dari Tsauban, bahwasanya ketika Rasulullah mengantar jenazah, beliau ditawarkan seekor tunggangan, tetapi beliau menolaknya. Seusai mengantar jenazah, beliau kembali ditawarkan seekor tunggangan dan bersedia menungganginya. Ketika ditanya tentangnya, beliau pun bersabda:

إِنَّ الْمَلَائِكَةَ كَانَتْ تَمْشِي فَلَمْ أَكُنْ لِأَرْكَبَ وَهُمْ يَمْشُونَ، فَلَمَّا ذَهَبُوا رَكِبْتُ

“Para Malaikat turut berjalan bersama kita, maka aku pun tidak mau naik kendaraan sedangkan para Malaikat berjalan. Ketika mereka telah pergi, maka aku pun menunggangi kendaraan.”

Diriwayatkan juga dari Anas bin Malik, bahwa ia berkata: “Ketika saya membawa jenazah Sa’d bin Muadz, orang-orang munafik itu berkata: Jenazahnya ringan disebabkan hukumnya terhadap bani Quraizhah. Ucapan mereka ini sampai kepada Nabi, beliau bersabda: Tidak! Akan tetapi para Malaikat yang turut memikulnya.”

23. Menjaga Nabi Muhammad

Imam Muslim, telah meriwayatkan di dalam kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah, ia mengatakan:

قَالَ أَبُو جَهْلٍ: هَلْ يُعَفِّرُ مُحَمَّدٌ وَجْهَهُ بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ؟ قَالَ: فَقِيلَ: نَعَمْ، قَالَ: فَقَالَ: وَاللَّاتِ وَالْعُزَّى لَئِنْ رَأَيْتُهُ يُصَلِّي كَذَلِكَ، لَأَطَأَنَّ عَلَى رَقَبَتَهُ، لَأُعَفِّرَنَّ وَجْهَهُ فِي التُّرَابِ،

“Abu Jahal pernah berkata: Apakah Muhammad itu meletakkan wajahnya di tanah (yakni bersujud) di hadapan kalian?” Lantas seseorang menjawab: Iya: Maka ia pun berkata: Demi Lata dan Uzza, seandainya aku melihatnya melakukannya niscaya aku akan injak lehernya atau aku akan benamkan wajahnya ke tanah!”

قَالَ: فَأَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي لِيَطَأَ عَلَى رَقَبَتِهِ، قَالَ: فَمَا فَجَأَهُمْ مِنْهُ إِلَّا وَهُوَ يَنْكُصُ عَلَى عَقِبَيْهِ، وَيَتَّقِي بِيَدَيْهِ؛ قَالَ: فَقِيلَ لَهُ: مَا لَكَ؟ قَالَ: فَقَالَ: إِنَّ بَيْنِي وَبَيْنَهُ خَنْدَقًا مِنْ نَارٍ، وَهَوْلًا وَأَجْنِحَةً

Abu Hurairah melanjutkan: “Kemudian Abu Jahal pun mendatangi Rasulullah hendak menginjak leher beliau di saat beliau sedang shalat. Abu Hurairah berkata: “Tidak ada yang mengagetkan mereka dari diri Abu Jahl selain sikapnya yang tiba-tiba mundur ke belakang sambil melindungi dirinya menggunakan tangannya.” Abu Hurairah melanjutkan: “Lalu Abu Jahal ditanya: Ada apa denganmu?” Abu Jahal menjawab: Sesungguhnya antara diriku dan dirinya terdapat parit dari api serta sesuatu yang mengerikan dan sayap-sayap

 قَالَ: فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَوْ دَنا مِنِّي لاخْتَطَفَتْهُ المَلائِكَةُ عُضْوًا عُضْوًا

Maka, Rasulullah bersabda: “Seandainya ia lebih mendekat lagi kepadaku, niscaya satu per satu anggota tubuhnya akan disambar oleh Malaikat.” Shahih: HR. Muslim (no. 2797 (38)) dan Ahmad (II/370) atau (no. 8831).

24. Menolong Nabi Muhammad Ketika Beliau Berada Di Gua

Allah berfirman:

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah): sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia (Muhammad) berkata kepada Sahabatnya: Jangan engkau bersedih! Sesungguhnya Allah bersama kita.

فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (Malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah (9: 40)

Diriwayatkan dari Amirul mukminin Abu Bakar ash-Shiddiq, ia berkata:

نَظَرْتُ إِلَى أَقْدَامِ الْمُشْرِكِينَ عَلَى رُؤوسِنَا وَنَحْنُ فِي الْغَارِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ نَظَرَ إِلَى قَدَمَيْهِ أَبْصَرَنَا تَحْتَ قَدَمَيْهِ فَقَالَ يَا أَبَا بَكْرٍ مَا ظَنُّكَ بِاثْنَيْنِ اللَّهُ ثَالِثُهُمَا.

“Aku melihat kaki-kaki kaum musyrikin berada di atas kepala kami ketika kami berada dalam gua) maka aku berkata kepada Nabi: “Andai saja salah seorang dari mereka melihat ke bawah kakinya, niscaya mereka pasti melihat kita”. Maka Rasulullah bersabda: “Lantas apa dugaanmu, wahai Abu Bakar, dengan keberadaan dua orang dan yang ketiganya adalah Allah?” Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 3653) dan Muslim (no. 2381 (1))

25. Mengadzab Kaum Yang Kafir

Allah pernah menugaskan Malaikat-malaikat-Nya untuk membinasakan kaum Nabi Luth. karena mereka membangkang kepada Allah dan Rasul-Nya.

Allah berfirman:

وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ (77)

“Dan saat para utusan Kami (para Malaikat) itu datang kepada Luth, ia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan) mereka. Dia (Luth) berkata: ‘Ini hari yang sangat sulit’

وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ قَالَ يَاقَوْمِ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ (78)

Dan kaumnya segera datang kepadanya. Sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji. Luth berkata: “Wahai kaumku! Ini adalah putri-putri (negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?”

قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ (79)

Mereka menjawab: Sesungguhnya engkau pasti mengetahui bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu: dan engkau tentu mengetahui apa yang (sebenarnya) kami kehendaki.

قَالَ لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيدٍ (80)

Dia (Luth) berkata: Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolak kalian) atau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)!

قَالُوا يَالُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ (81)

Mereka (para Malaikat) berkata: “Wahai Luth! Sesungguhnya kami ini adalah para utusan Rabbmu, mereka tidak akan dapat mengganggu dirimu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kalian yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu shubuh. Bukankah shubuh itu sudah dekat?” (QS. Hud (11): 77-81)

Allah juga berfirman:

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ (82)

“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar,

مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ (83)

yang diberi tanda oleh Rabbmu. Dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang yang zhalim.” (QS. Hud (11): 82-83)

26. Menjaga Kota Makkah Dan Madinah

Ketika Dajjal keluar, maka ia akan memasuki seluruh negeri kecuali Makkah dan Madinah, sebab ada para Malaikat yang menjaga kedua kota tersebut.

Hal ini sebagaimana hadits dari Fathimah binti Qais, dari kisah Tamim ad-Dari bahwasanya Dajjal berkata:

إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ وَإِنِّي أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَأَخْرُجُ فَأَسِيرُ فِي الْأَرْضِ فَلَا أَدَعُ قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ مَكَّةَ وَطَيْبَةَ هُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا

“Aku adalah al-Masih ad-Dajjal. Hampir tiba waktunya bagiku diizinkan untuk keluar, maka aku pun akan keluar lalu berjalan di permukaan bumi. Tidaklah aku meninggalkan satu negeri pun, melainkan aku telah singgah padanya dalam waktu empat puluh malam selain Makkah dan Madinah, karena keduanya diharamkan bagiku.

كُلَّمَا أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً – أَوْ وَاحِدًا – مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا.

Setiap kali aku hendak memasuki salah satu dari keduanya, maka datanglah Malaikat dengan membawa pedang terhunus di tangannya untuk menghalangiku darinya. Dan sungguh, di setiap lorongnya terdapat Malaikat yang menjaganya.”

Fathimah binti Qais menuturkan: “Rasulullah bersabda sambil memukulkan tongkat pendeknya ke mimbar: “Ini adalah Thaybah, ini adalah Thaybah, dan ini adalah Thaybah!” Shahih: HR. Muslim (no. 2942 (1191).

Yang beliau maksudkan adalah Madinah.

Imam Al-Bukhari, meriwayatkan hadits dari Abu Bakrah, bahwasanya Nabi bersabda:

لا يَدخُلُ المدينةَ رُعبُ المسيحِ الدَّجالِ، لَها يَومَئذٍ سَبعةُ أَبوابٍ، على كلِّ بابٍ مَلَكانِ

“Rasa takut kepada al-Masih ad-Dajjal tidak akan memasuki Madinah. Pada saat itu di Madinah ada tujuh pintu, pada setiap pintu terdapat dua Malaikat.” Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 1879).

Diriwayatkan juga di dalam Shahih al-Bukhari, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:

على أَنْقابِ المدينَةِ مَلائِكةٌ، لا يَدخُلها الطَّاعون ولا الدجالُ

“Pada lorong-lorong Madinah terdapat Malaikat, sehingga tidak bisa dimasuki penyakit tha’un dan Dajjal.” Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 1880 dan 7133) dan Muslim (no. 1379 (485)).

Masih dalam kitab Shahih al-Bukhari, diriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda:

لَيْسَ مِنْ بَلَدٍ إِلَّا سَيَطَؤُهُ الدَّجَّالُ إِلَّا مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ، لَيْسَ له مِنْ نِقَابِهَا نَقْبٌ إِلَّا عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ صَافِّينَ يَحْرُسُونَهَا، ثُمَّ تَرْجُفُ الْمَدِينَةُ بِأَهْلِهَا ثَلَاثَ رَجَفَاتٍ، فَيَخْرُجُ إِلَيْهِ كُلُّ كَافِرٍ وَمُنَافِقٍ

“Tidak ada satu negeri pun melainkan akan dimasuki Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah. Tidak ada satu lorong pun melainkan padanya terdapat para Malaikat yang berbaris menjaganya. Kemudian Madinah bergetar bersamaan dengan penghuninya sebanyak tiga kali, maka Allah mengeluarkan (darinya) semua orang kafir dan orang munafik.” Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 1881) dan Muslim (no. 2943 (123)).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top