TINGKATAN NERAKA, PINTU-PINTU NERAKA, BAHAN BAKAR NERAKA, DAN KEDAHSYATAN PANAS, ASAP DAN NYALA API NERAKA

Bee pollinating white blossoms on a tree branch during spring, showcasing nature's beauty.

A. Tingkatan Neraka 

Panasnya Neraka dan adzab yang Allah persiapkan untuk para penghuninya bertingkat-tingkat.

Allah berfirman:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ …

“Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka ….” (QS. An-Nisa (4): 145)

Orang Arab memaknai kata الدرك untuk segala sesuatu yang bertingkat dari atas ke bawah. Sedangkan kata الدرج, mereka memaknainya untuk segala sesuatu yang bertingkat dari bawah ke atas. Oleh sebab itu, untuk tingkatan Surga disebutkan dengan kata دَرَجَات, dan untuk tingkatan Neraka disebutkan dengan kata دَرَكَات.

Semakin ke bawah, maka derajat panas Neraka semakin dahsyat, apinya pun semakin menguat dan mengerikan. Adapun orang-orang munafik akan mendapatkan bagian siksaan yang paling sempurna. Oleh sebab itu, mereka akan ditempatkan di dasar Neraka yang paling bawah.

Namun kadang tingkatan-tingkatan Neraka juga disebut dengan istilah دَرَجَات. Dalam surah Al-An’am, Allah menyebutkan penghuni Surga dan Neraka dalam firman-Nya:

وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا …

“Dan masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan …” (QS. Al-An’am (6): 132)

Demikian pula firman-Nya:

أَفَمَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَ اللَّهِ كَمَنْ بَاءَ بِسَخَطٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (162) هُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ اللَّهِ …(163)

“Maka adakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan dari Allah dan tempatnya di Neraka Jahannam? Itulah seburuk-buruk tempat kembali. (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah ….” (QS. Ali Imran (3): 162-163)

B. Pintu-Pintu Neraka

Allah Yang Maha Haq telah mengabarkan kepada kita bahwasanya pintu-pintu Neraka ada tujuh.

Allah berfirman:

وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ (43) لَهَا سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِنْهُمْ جُزْءٌ مَقْسُومٌ (44)

“Dan sungguh, Jahannam itu benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk mereka (pengikut syaitan) semuanya. (Jahannam) itu mempunyai tujuh pintu. Setiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr (15): 43-44)

Terkait ayat ini, Ibnu Katsir menafsirkan: “Maksudnya, Allah telah menetapkan bahwa masing-masing pintu Neraka akan dimasuki oleh sekelompok pengikut Iblis yang pasti memasukinya, tak mungkin terelakkan -semoga Allah melindungi kita dari Neraka-. Dan setiap ahli Neraka akan memasukinya dari pintu yang sesuai dengan kadar perbuatan dosanya, dan akan menempati tingkatan Neraka yang sesuaj dengan perbuatannya.

Ketika orang-orang kafir telah tiba di mulut Neraka, maka pintu-pintunya pun dibuka, lalu mereka memasukinya dan kekal di dalamnya.

Allah berfirman:

وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ

“Orang-orang yang kafir digiring ke Neraka Jahannam secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (Neraka), pintu-pintunya dibukakan dan penjaga-penjaga berkata kepada mereka: Apakah belum pernah datang kepadamu Rasul-rasul dari kalangan kamu yang membacakan ayat-ayat Rabbmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan (dengan) harimu ini? Mereka menjawab: Benar, ada, tetapi ketetapan adzab pasti berlaku terhadap orang-orang kafir.” (QS. Az-Zumar (39): 71)

Setelah mengakui pengingkaran mereka tersebut, maka dikatakan kepada mereka:

قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ

Dikatakan (kepada mereka): “Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya” Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. Az-Zumar (39): 72)

Pintu-pintu ini ditutup rapat atas para pelaku dosa, sehingga mereka tidak bisa keluar darinya, sebagaimana yang Allah firmankan:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ (19) عَلَيْهِمْ نَارٌ مُؤْصَدَةٌ (20)

“Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam Neraka yang ditutup rapat.” (QS. Al-Balad (90): 19-20)

Ibnu Abbas mengatakan: “Mu’shadah berarti pintu-pintunya tertutup” Mujahid mengatakan: “أَصَّدَ البَابَ dalam dialek Quraisy berarti menutup pintu.”

Allah berfirman dalam surah Al-Humazah:

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (1) الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ (2) يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (3) كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ (4) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (5)

“Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (Neraka) Huthamah. Dan tahukah kamu apakah (Neraka) Huthamah itu?

نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ (6) الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ (7) إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (8) فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ (9)

(Yaitu) api (adzab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang Panjang.” (QS. Al-Humazah (104): 1-9)

Pada ayat ini, Allah mengabarkan bahwa pintu-pintu Neraka tertutup atas setiap pengumpat dan pencela yang mengira harta yang dikumpulkannya itu akan mengekalkannya.

Terkait firman-Nya:  Ibnu Abbas berkata: “Yakni, pintu-pintu Neraka itu sangat panjang.”

Dalam hal ini, Qatadah mengutip qira’ah Ibnu Mas’ud:

إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ بِعَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ

“Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka, (sedang mereka itu) diikat dengan tiang-tiang yang Panjang.”

Sebelum hari Kiamat, pintu-pintu Neraka ada kalanya dibuka dan ditutup.

Rasulullah telah mengabarkan bahwa pintu-pintu Neraka ditutup pada bulan suci Ramadhan, Dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

“Jika bulan Ramadhan tiba, maka dibuka pintu-pintu Surga, pintu-pintu Neraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu.”

Dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda:

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ

“Apabila malam pertama bulan Ramadhan telah tiba, maka syaitan-syaitan dan jin-jin jahat diikat, pintu-pintu Neraka ditutup, tidak satu pintu pun yang dibuka, dan pintu-pintu Surga dibuka, tidak ada satu pintu pun yang ditutup.”

C. Bahan Bakar Neraka

Batu dan orang-orang kafir durhakalah yang menjadi bahan bakar Neraka.

Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ …

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ….” (QS. At-Tahrim (66): 6)

Allah juga berfirman:

… فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

“… Maka takutlah kamu akan api Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah (2): 24)

Berhala-berhala yang disembah selain Allah, juga akan menjadi bahan bakar Neraka.

Allah berfirman:

إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ (98) لَوْ كَانَ هَؤُلَاءِ آلِهَةً مَا وَرَدُوهَا وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ (99)

“Sungguh, kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah bahan bakar Jahannam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya. Seandainya (berhala-berhala) itu tuhan, tentu mereka tidak akan memasukinya (Neraka). Tetapi semuanya akan kekal di dalamnya.” (QS. Al-Anbiya (21): 98-99)

D. Kedahsyatan Panas, Asap Dan Nyala Api Neraka

Allah berfirman:

وَأَصْحَابُ الشِّمَالِ مَا أَصْحَابُ الشِّمَالِ (41) فِي سَمُومٍ وَحَمِيمٍ (42) وَظِلٍّ مِنْ يَحْمُومٍ (43) لَا بَارِدٍ وَلَا كَرِيمٍ (44)

“Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. (Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih, dan naungan asap yang hitam, tidak sejuk dan tidak menyenangkan.” (QS. Al-Waqi’ah (56): 41-44)

Ayat ini berisi tiga hal yang biasanya digunakan oleh orang-orang untuk mendinginkan tubuh dari kepanasan sekaligus melepaskan diri dari kekalutan yang luar biasa, yaitu: air, udara, dan naungan.

Namun ayat ini menyebutkan bahwa ketiga perkara tersebut tidak bermanfaat sedikit pun bagi penghuni Neraka. Karena, udara di Neraka adalah samum, yaitu angin yang sangat panas, airnya adalah hamim, yaitu air mendidih yang amat panas, dan naungannya adalah yahmum, yaitu asap api Neraka.

Dari ayat di atas, Allah menerangkan betapa buruknya kondisi golongan kiri, para penghuni Neraka. Dan dalam ayat lain Allah menjelaskan amat buruknya kondisi Neraka.

Allah berfirman:

وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9) وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ (10) نَارٌ حَامِيَةٌ (11)

“Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (QS. Al-Qariah (101): 8-11)

Naungan yang disebutkan pada ayat di atas  adalah naungan dari asap api Neraka.

Pada umumnya, naungan itu mengesankan kelembapan dan rasa sejuk, sebagaimana jiwa manusia akan senang dan nyaman berada di sebuah naungan. Hanya saja, naungan di Neraka tidaklah sejuk dan tidak pula sedap dipandang mata. Karena naungan itu berasal dari asap api Neraka.

Al-Qur-an telah menceritakan tentang naungan ini, yaitu naungan dari asap api Jahannam, yang berada di atas Neraka.

Allah berfirman:

انْطَلِقُوا إِلَى ظِلٍّ ذِي ثَلَاثِ شُعَبٍ (30) لَا ظَلِيلٍ وَلَا يُغْنِي مِنَ اللَّهَبِ (31) إِنَّهَا تَرْمِي بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ (32) كَأَنَّهُ جِمَالَتٌ صُفْرٌ (33)

“Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api Neraka) yang mempunyai tiga cabang, yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api Neraka. Sungguh, (Neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana, seakan-akan iring-iringan unta yang kuning.” (QS. Al-Mursalat (77): 30-33)

Menurut ayat ini, asap api Neraka yang membumbung tinggi dikarenakan sangat besarnya terbagi menjadi tiga cabang. Asap tersebut menghasilkan naungan tetapi tidak melindungi dari nyala api yang membakar. Adapun percikan api yang beterbangan, menyerupai benteng-benteng besar. Percikan-percikan api ini juga menyerupai unta-unta kuning.

Allah Yang Maha Haq menjelaskan betapa kuatnya api Neraka dan begitu besar pengaruhnya terhadap orang-orang yang diadzab di dalamnya.

Allah berfirman:

سَأُصْلِيهِ سَقَرَ (26) وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ (27) لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ (28) لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ (29)

“Kelak, Aku akan memasukkannya ke dalam (Neraka) Saqar, dan tahukah kamu apa (Neraka) Saqar itu? Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, yang menghanguskan kulit manusia.” (QS. Al-Muddatstsir (74): 26-29)

Sesungguhnya Neraka itu melahap dan menghancurkan segala sesuatu, tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, membakar kulitkulit, bahkan sampai ke tulang, melelehkan isi perut, dan menembus sampai ke hati.

Rasulullah telah mengabarkan:

نَارُكُمْ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً قَالَ: فُضِّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا

“Api kalian (di dunia), panasnya hanya satu bagian dari tujuh puluh bagian api Neraka Jahannam.” Lalu ada yang berkata: “Wahai Rasulullah, panas api dunia sudah cukup (untuk mengadzab).” Maka, beliau bersabda: “Sesungguhnya, api Neraka Jahannam enam puluh sembilan kali lipat lebih panas. Semuanya seperti panasnya itu.”

Panas api Neraka tidak akan padam, meski masa berlalu sangat panjang.

Allah berfirman:

فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا

“Karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain adzab.” (QS. An-Naba’ (78): 30)

كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا …

“… Setiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka.” (QS. Al-Isra (17): 97)

Oleh sebab itu, orang-orang kafir tidak pernah merasakan istirahat dan tidak pernah diringankan dari adzab, meskipun sudah sekian lama mereka diadzab.

Allah berfirman:

  … فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ

“… Maka tidak akan diringankan adzabnya dan mereka tidak akan ditolong.” (QS. Al-Baqarah (2): 86)

Api Neraka dinyalakan setiap hari, seperti disebutkan dalam hadits, dari Amr bin Abasah, dari Nabi, beliau bersabda:

صَلِّ صَلاةَ الصُّبْحِ ثُمَّ أَقْصِرْ عَنْ الصَّلاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِينَ تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ وَحِينَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ

“Laksanakanlah shalat Shubuh, kemudian tahanlah dari shalat sampai matahari terbit dan meninggi. Karena matahari itu terbit di antara dua tanduk syaitan, dan pada saat itulah orang-orang kafir bersujud kepadanya.

ثُمَّ صَلِّ فَإِنَّ الصَّلاةَ مَشْهُودَةٌ مَحْضُورَةٌ حَتَّى يَسْتَقِلَّ الظِّلُّ بِالرُّمْحِ ثُمَّ أَقْصِرْ عَنْ الصَّلاةِ فَإِنَّ حِينَئِذٍ تُسْجَرُ جَهَنَّمُ فَإِذَا أَقْبَلَ الْفَيْءُ فَصَلِّ …

Lalu shalatlah hingga bayangan tombak hilang (matahari tepat di atas kepala), karena shalat itu disaksikan dan dihadiri (oleb Malaikat). Kemudian tahanlah shalat, karena saat itu Jahannam sedang dinyalakan. Apabila bayangan sudah muncul lagi (condong ke Barat), maka shalatlah ….”

Dalam hadits lain, dari Abu Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda: 

إِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلاةِ فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ

“Apabila cuaca sangat panas, maka tundalah pelaksanaan shalat (Zhuhur) hingga cuaca tidak terlalu panas. Karena cuaca yang sangat panas merupakan uap api Neraka.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top