TANDA-TANDA KIAMAT KECIL YANG SEDANG TERJADI

sea, sunset, boat, dusk, ocean, nature, water, scenery, scenic, countryside, cloudy, da nang bay, sea, sea, sunset, sunset, sunset, sunset, sunset, ocean, water

Fenomena ini pun juga banyak, di antaranya:

1. Banyaknya kebodohan (كثرة الجهل).

Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi,

مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ، أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ

“Di antara tanda-tanda Kiamat adalah hilangnya ilmu dan tersebarnya kebodohan.”

2. Dekatnya zaman atau masa (تقارب الزمان).

Rasulullah bersabda,

يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ، وَيُقْبَضُ الْعِلْمُ، وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ، وَيُلْقَى الشُّحُّ، وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ

“Zaman saling berdekatan, ilmu dihilangkan, berbagai fitnah bermunculan, kebakhilan dilemparkan (ke dalam hati), dan pembunuhan semakin banyak.”

3. Dekatnya pasar (تقارب الأسواق).

Rasulullah bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْكَذِبُ وَيَتَقَارَبَ الأَسْوَاقُ

“Tidak akan datang hari Kiamat hingga muncul berbagai fitnah, banyaknya kebohongan, dan berdekatannya pasar.”

Sebagaimana yang telah ditafsirkan oleh Syaikh bin Baz dengan banyaknya sarana transportasi dan telekomunikasi, sehingga zaman terasa sangat cepat dan pasar menjadi dekat. Membuat sebagian orang pada waktu siang berada pada suatu negara dan pada waktu malam sudah berada di negara lain dengan menaiki pesawat terbang.

Pada zaman dahulu hal ini tidak mungkin dilakukan namun mudah dilakukan pada zaman sekarang. Ketika seseorang ingin berbelanja sesuatu, maka cukup dengan menggunakan gadget dan memilih dengan mudah. Inilah di antara tanda-tanda kecil yang sedang berlangsung.

4. Munculnya Mutanabbi’un, yaitu orang-orang yang mengaku sebagai nabi.

Nabi mengatakan,

سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي ثَلَاثُونَ كَذَّابُونَ، كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ، وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ، لَا نَبِيَّ بَعْدِي

“Akan ada dari umatku tiga puluh orang pendusta, mereka semua mengaku sebagai nabi dan aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi setelahku.”

Memang benar kenyataannya, setelah Nabi meninggal dunia banyak orang-orang yang mengaku sebagai nabi. Bahkan, ketika Nabi masih hidup pun sudah ada yang mengaku sebagai nabi, seperti Musailamah Al-Kadzdzab. Tanda ini masih banyak dan juga masih berlangsung. Terakhir kali kita pernah mendengar ada Ahmad Musaddiq dan orang yang berasal dari Karawang yang mengaku sebagai nabi.

5. Mati mendadak (الموت المفاجأ).

Sebagaimana disebutkan di dalam hadits,

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، – رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ: «مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلَالُ قُبُلًا، فَيُقَالُ: لِلَيْلَتَيْنِ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدُ طُرُقًا، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ»

Dari Anas bin Malik, dia meriwayatkan dari Nabi, beliau bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya) kematian mendadak.”

6. Maraknya pembunuhan (كثرة الهرج).

Terjadinya peperangan di banyak tempat. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah bersabda,

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ، قَالُوا: وَمَا الْهَرْجُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الْقَتْلُ الْقَتْلُ

“Tidak akan datang hari Kiamat hingga banyak al-harj,” mereka bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah al-harj itu?” Beliau menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.”

Dahulu jika ada pemberitaan tentang terjadinya suatu pembunuhan maka berita tersebut terdengar sangat mengerikan. Namun, sekarang banyak terdengar orang yang meninggal disebabkan peperangan, bom maupun rudal, seperti yang terjadi di Palestina. Maka, hal ini sekarang menjadi hal yang biasa.

7. Banyaknya gempa (كثرة الزلازل).

Rasulullah bersabda,

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ

“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga banyak terjadi gempa bumi.”

Jika kita amati di zaman sekarang ini sering terjadi gempa dari satu tempat ke tempat yang lain, padahal dahulu tidaklah sebanyak ini.

Ibnu Hajar Al-Asqalani juga menjelaskan,

قَدْ وَقَعَ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْبِلَادِ الشَّمَالِيَّةِ وَالشَّرْقِيَّةِ وَالْغَرْبِيَّةِ كَثِيرٌ مِنَ الزَّلَازِلِ وَلَكِنَّ الَّذِي يَظْهَرُ أَنَّ الْمُرَادَ بِكَثْرَتِهَا شُمُولُهَا وَدَوَامُهَا

“Sungguh gempa banyak terjadi pada negara-negara di utara, timur dan barat, namun yang nampak dari maksudnya lafadz ‘banyak’ adalah mencakup keseluruhan dan terjadi terus-menerus.”

8. Mengikuti jalan-jalan orang-orang kafir terdahulu.

Nabi bersabda:

«لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ»، فَقِيلَ: «يَا رَسُولَ اللهِ، كَفَارِسَ وَالرُّومِ؟». فَقَالَ «وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ؟»

“Tidak akan tegak hari kiamat hingga umatku menempuh jalan-jalannya umat-umat sebelumya, sejengkal dengan sejengkal, sehasta dengan sehasta”. Maka dikatakan, “Wahai Rasulullah, seperti Persia dan Romawi?”, Nabi berkata, “Siapa lagi kalau bukan mereka?”

9. Tersebarnya zina.

Nabi bersabda:

مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ، أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبُ الْخَمْرُ وَيَظْهَرُ الزِّنَا

“Diantara tanda-tanda hari kiamat adalah diangkatnya ilmu, kukuhnya kejahilan, diminumnya khomer, dan tersebarnya zina.”

Lihatlah zaman sekarang dengan adanya medsos, teknologi, internet, dan lain-lain, zina semakin tersebar, bahkan betapa banyak orang melakukan zina dan menshooting zina tersebut lalu disebarkan di dunia maya.

Nabi bersabada:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لا تَفْنَى هَذِهِ الأَمَّةُ حَتَّى يَقُومُ الرَّجُلُ إِلَى الْمَرْأَةِ فَيَفْتَرِشُهُا فِي الطَّرِيقِ فَيَكُونُ خِيَارُهُمْ يَوْمَئِذٍ مَنْ يَقُولُ لَوْ وَارَيْتَهَا وَرَاءَ هَذَا الْحَائِطِ

“Dan demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah sirna umat ini hingga ada seorang lelaki mendatangi seorang wanita lalu menyetubuhinya di jalan, maka orang yang terbaik di antara mereka pada hari itu berkata, “Seandainya engkau menggaulinya di balik tembok ini.”

10. Tersebarnya riba.

Nabi bersabda:

بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ يَظْهَرُ الرِّبَا والزِّنَا وَالْخَمْرُ

“Sebelum hari kiamat tersebar riba, zina, dan khamer.”

11. Munculnya Ar-Ruwaibidhoh “Orang bodoh yang berbicara tentang urusan umat”.

Nabi bersabda:

إِنَّهَا سَتَأْتِي عَلَى النَّاسِ سِنُونَ خَدَّاعَةٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Sesungguhnya akan datang pada manusia tahun-tahun yang menipu (yaitu hujan banyak akan tetapi tumbuhan sedikit), orang yang jujur didustakan, pengkhianat dipercayai, orang yang amanah dianggap berkhianat, dan Ar-Ruwaibidhoh berkomentar”. Ditanyakan, “Apa itu Ar-Ruwaibidhoh wahai Rasulullah?”. Nabi berkata, “Orang bodoh berbicara pada urusan umat.”

Apalagi di zaman sekarang dimana banyak orang yang ingin tampil di media, setiap orang bisa memiliki channal di Youtube, Facebook, Twitter, dan Instagram. Banyak orang yang suka berbicara tentang agama, akhirnya sebagian mereka menjadi panutan orang banyak, padahal pendidikan agama mereka tidak jelas, bahkan tidak bisa bahasa Arab, tidak pernah belajar ilmu-ilmu dasar agama (seperti ushul al-Fikih, Mushtholah al-Hadits, ushul at-Tafsir, Nahwu dan Shorof) dan benar-benar jahil, tapi begitu nekat tampil di panggung masyarakat.

Mereka menyangka bahwa agama boleh saja seenaknya berbicara, mereka tidak sadar bahwa berbicara tentang agama berarti berbicara atas nama Allah. Jika dalam bidang sains tidak muncul fenomena seperti ini (orang bodoh sains tapi sok pintar) karena sadar akan kebodohannya dan takut dicela masyarakat, namun dalam bidang agama mereka pada nekat dan tidak takut pertanggung jawabannya pada hari kiamat.

Apakah mereka tidak malu?! Tentu mereka tidak malu karena masyarakatlah yang memberi panggung kepada mereka dan suka dengan mereka, masyarakat menemukan alternatif para dai yang fleksibel dan menghalalkan banyak perkara yang haram. Sementara para dai yang jelas pendidikannya dan kepiawaiannya dalam ilmu agama ditinggalkan oleh masyarakat hanya karena “kurang lucu”, “kurang enak penyampaiannya”, “terlalu kaku”, dan alasan-alasan yang lain.

12. Munculnya wanita-wanita berpakaian tapi telanjang.

Nabi bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاتٌ مَائِلاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Dua kelompok dari penghuni neraka yang aku belum melihat mereka, (pertama) kaum yang membawa cambuk seperti ekor-ekor sapi, dengannya mereka memukuli orang-orang, dan (kedua) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, menarik atau mencondongkan (hati para lelaki kepada mereka) dan miring, condong (kepada para lelaki dengan hati mereka dan penampilan mereka), kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak masuk surga, bahkan mereka tidak akan mendapati wanginya surga padahal aroma surga sudah tercium dari jarak sekian dan sekian.”

Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda:

سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمَّتِي رِجَالٌ يَرْكَبُونَ عَلَى سُرُوجٍ، كَأَشْبَاهِ الرِّحَالِ، يَنْزِلُونَ عَلَى أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ، نِسَاؤُهُمْ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ، عَلَى رُءُوسِهِمْ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْعِجَافِ، الْعَنُوهُنَّ، فَإِنَّهُنَّ مَلْعُونَاتٌ

“Akan ada di akhir zaman sekelompok lelaki yang menunggangi (tunggangan) di atas pelana seperti pelana onta, mereka mampir di depan pintu-pintu masjid. Wanita-wanita mereka berpakaian tapi telanjang, di atas kepala mereka seperti punuk-punuk onta yang kurus. Laknatilah wanita-wanita tersebut karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat.”

Dalam sebagian riwayat:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَالشُّحُّ، وَيُؤْتَمَنَ الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنَ الْأَمِينُ، وَتَظْهَرَ ثِيَابٌ كَأَفْوَاجِ السَّحَرِ، يَلْبَسُهَا نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ

“Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah tersebarnya perbuatan-perbuatan keji, tamak, dipercayanya pengkhianat, dan dikhianati orang yang amanah, dan tersebar model-model baju yang dipakai oleh para wanita yang berpakaian tapi telanjang.”

Makna كاسيات عاريات “berpakaian tapi telanjang” yaitu pakaian yang tidak sesuai dengan aturan pakaian syar’i, seperti yang menutupi hanya sebagian aurat atau pakaiannya tipis sehingga terlihat warna kulitnya. Dan kalau zaman sekarang termasuk yang namanya jilboob yaitu tubuh tertupi dengan jilbab tapi benar-benar ketat sehingga terlihat seluruh lekukan badan.

Makna مميلات “mencondongkan” di antara maknanya adalah mengajarkan wanita-wanita yang lain untuk mengikuti mereka, atau mencondongkan hati para lelaki kepada mereka.

Makna مائلات “miring atau condong” adalah condong kepada para lelaki dengan hati mereka atau dengan penampilan mereka, atau maknanya melenggak lenggok (sombong) ketika berjalan, atau maknanya condong tersesat jauh dari menjaga harga diri, atau maknanya condong kepada perbuatan fajir dan hawa nafsu.

Makna رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ “kepala mereka seperti punuk unta yang miring” yaitu kepala mereka diberi ikatan atau sanggulan sehingga kelihatan besar dan miring sebagaiman punuk onta yang miring karena mengandung banyak lemak. Hal ini tentu untuk menarik perhatian para lelaki. Ada yang mengatakan bahwa maksudnya mereka melirik-lirik para lelaki dimana mereka tidak menundukan pandangan mereka.

Intinya bahwa jilbab yang syar’i adalah pakaian yang digunakan oleh seorang wanita sehingga dikenal oleh para lelaki bahwa ia adalah wanita yang terhormat dan menjaga diri sehingga tidak diganggu. Bukan malah sebaliknya memakai pakaian yang tidak syar’i sehingga menarik perhatian dan menggoda para lelaki untuk menggodanya atau menikmatan kecantikan tubuhnya.

13. Memberi salam hanya kepada orang yang dikenal.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud sampai kepada Nabi (marfu’), bahwa Nabi bersabda,

مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَمُرَّ الرَّجُلُ بِالْمَسْجِدِ لَا يُصَلِّي فِيهِ وَأَنْ لَا يُسَلِّمَ إِلَّا عَلَى مَنْ يَعْرِفُهُ

“Di antara tanda-tanda (dekatnya) hari kiamat adalah seseorang melewati masjid yang tidak pernah dia shalat di sana, lalu dia hanya mengucapkan salam kepada orang yang dia kenali saja.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top