TANDA-TANDA KECIL HARI KIAMAT YANG AKAN TERJADI

winter, pair, couple, old pair of, age, path, forest, cold, wintry, landscape, nature, trees, together, love, winter, winter, winter, winter, winter, couple, forest, forest, love, love, love

Di antaranya adalah:

1. Perbandingan kaum wanita dengan kaum laki-laki hingga lima puluh kali.

Sebagaimana sabda Nabi bahwa sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah,

وَيَذْهَبَ الرِّجَالُ، وَتبْقَى النِّسَاءُ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً قَيِّمٌ وَاحِدٌ

“Punahnya kaum laki-laki dan tersisa kaum perempuan, hingga lima puluh wanita diayomi oleh seorang lelaki.” (HR. Muslim no. 2671)

2. Jazirah Arab menjadi hijau.

Rasulullah bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حتى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجاً وَأَنْهَاراً

“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai.” (HR. Muslim no. 157)

Artinya keadaan alam di daerah jazirah Arab menghijau, bisa dikatakan sebagaimana negeri Indonesia yang subur di banyak tempat. Pada beberapa waktu lalu, daerah jazirah arab sempat terjadi banyak hujan yang membuat daerah tersebut menghijau. Akan tetapi, masa itu hanya sebentar saja dan kemudian hilang. Masa itu belum dikatakan sebagai tanda-tanda kecil hari kiamat, hingga daerah tersebut benar-benar subur dan bukan temporari saja ketika hujan.

3. Munculnya Imam Mahdi.

Rasulullah bersabda,

لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلا يَوْمٌ لَطَوَّلَ الله ذَلِك الْيَوْمَ حَتَّى يُبعثَ فِيهِ رَجُلٌ مِنْ أفضَلِ بَيتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمَ أبِي يَمْلأ الأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ ظُلمًا وَجَوْرًا

“Andaikan dunia tinggal sehari lagi, Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku (keturunanku) namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku (Muhammad bin Abdillah). Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penindasan.”

Imam Mahdi akan muncul menjelang hari kiamat, bergandengan dengan munculnya Dajjal dan nabi Isa. Alasan kenapa para ulama memasukkannya ke dalam kategori tanda-tanda kecil hari kiamat adalah karena Imam Mahdi adalah sosok manusia biasa, bukan termasuk sesuatu yang keluar dari kebiasaan normal.

Beliau adalah seorang khalifah yang shaleh. Berbeda dengan Dajjal yang memiliki karakter di luar kebiasaan manusia normal atau nabi Isa yang turun dari langit atau Ya’juj Ma’juj, semuanya merupakan kejadian yang spektakuler dan keluar dari kondisi normal manusia (خوارق العادة).

4. Kaum Muslimin memerangi Yahudi.

Di akhir zaman kaum muslimin akan memerangi Yahudi, sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi:

لا تَقومُ الساعَةُ حتى تُقاتِلوا اليهودَ؛ حتى يَقولَ الحجر وراءَهُ اليهودِيُ: يا مُسْلِمُ! هذا يَهودِي ورائِي؛ فاقْتُلْهُ

“Tidaklah tegak hari kiamat hingga kalian memerangi Yahudi, sampai-sampai batu yang seorang Yahudi berlindung di baliknya berkata, “Wahai Muslim, di sini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah ia.”

Hadits ini menunjukan bahwa musuh utama kaum muslimin menjelang hari kiamat adalah Yahudi. Terlebih lagi telah datang hadits-hadits yang shahih bahwa kaum Yahudi akan menjadi para pengikut Dajjaal (sebagaimana akan datang penjelasannya).

5. Dicungkilnya dan dibongkarnya ka’bah oleh seorang lelaki dari Habasyah.

Rasulullah bersabda:

لَيُحَجَّنَّ الْبَيْتُ وَلَيُعْتَمَرَنَّ بَعْدَ خُرُوجِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ

“Sungguh bahwasanya Ka’bah ini, orang akan datang berhaji kepadanya, dan orang-orang akan berumrah kepada Ka’bah, meskipun setelah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj.”

Jadi setelah muncul kekacauan dan huru hara besar ka’bah masih dikunjungi untuk haji. Kita tahu bahwa huru hara yang sangat besar pada hari kiamat kelak adalah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj yang akan melakukan kerusakan di atas muka bumi, membunuh makhluk-makhluk yang ada di atas muka bumi, ternyata setelah mereka keluarpun haji masih terlaksana.

Kapan haji berhenti? Kapan ka’bah tidak dikunjungi lagi? Jawabannya adalah tatkala ruh-ruh kaum mu’minin di akhir zaman telah dicabut oleh Allah dan tidak tersisa di atas muka bumi kecuali orang-orang yang terburuk yang kemudian akan merasakan tibanya hari kiamat dan mereka dalam kondisi hidup. Saat itulah maka hajipun berhenti.

Rasulullah bersabda:

لا تَقومُ الساعَةُ حتى لاَ يُحَجَّ الْبَيْتُ

“Tidak akan tegak hari kiamat kecuali sudah tidak ada orang Iagi yang berhaji (tidak ada lagi yang datang menuju Ka’bah Allah).”

Pada saat itulah ka’bah sudah tidak diagungkan lagi, maka Allah membiarkan ka’bah dihancurkan oleh seorang dari Habasyah.

Nabi bersabda:

يُخَرِّبُ الْكَعْبَةَ ذُو السُّوَيْقَتَيْنِ مِنَ الْحَبَشَةِ

“Ka’bah akan dihacurkan oleh seseorang dari Habasyah yang kedua betisnya kurus kerempeng.”

Dalam hadits yang lain Nabi bersabda:

كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ أَسْوَدَ أَفْحَجَ، يَنْقُضُهَا حَجَرًا حَجَرًا يَعْنِي الْكَعْبَةَ

“Seakan-akan aku melihatnya, berkulit hidam dan kedua pahanya saling menjauh. Ia membongkar ka’bah dengan mencongkel batu ka’bah satu demi satu.”

Lihatlah Allah pernah menghancurkan tentara bergajah yang dipimpin oleh Abrahah yang berasal dari Habasyah, padahal Abrahah dan bala tentarnya begitu kuat dan dahsyat. Sementara di akhir zaman ada seorang dari Habasyah yang kurus kerempeng menghancurkan ka’bah namun Allah tidak membela ka’bah sama sekali karena tidak ada seorang pun yang mengagungkan ka’bah ketika itu.

6. Tidak ada lagi yang mengucapkan, الله الله

Nabi bersabda:

لَا تَقوُمُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالَ فِي الْأَرْضِ اللَّهُ اللَّهُ

“Tidak akan tegak hari kiamat hingga tidak dikatakan lagi di bumi: Allah, Allah.” (HR. Muslim no. 148)

Dari sini bisa diambil kesimpulan dan beberapa faedah bahwa:

Pertama, Ternyata tidak semua tanda hari kiamat itu tercela.

Seperti diutusnya Nabi bukanlah sesuatu yang tercela, bahkan itu menjadi suatu kenikmatan. Begitu juga dengan terbelahnya bulan yang merupakan mukjizat yang menunjukkan kebenaran Rasulullah. Ini harus diperhatikan, karena sebagian orang menyangka bahwa semua tanda hari kiamat tercela.

Maka dari itu, ketika para ulama membahas tentang sabda Nabi,

وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ

“Ketika engkau melihat para penggembala kambing yang tidak memakai alas kaki tiba-tiba mereka berlomba-lomba membangun bangunan-bangunan yang tinggi.”

Apakah mereka yang berlomba-lomba dalam membangun bangunan yang tinggi merupakan perbuatan tercela? Secara hukum asal ketika mereka membangun bangunan yang tinggi tidaklah tercela dan tidak ada masalah. Karena dengan membangun hotel atau bangunan yang tinggi dan megah dapat memberikan manfaat, khususnya di Makkah ataupun Madinah yang bermanfaat bagi jamaah haji dan umrah. Hanya saja menurut para ulama, mungkin di antara celaan dari hal itu adalah karena mereka berlomba-lomba dalam membuat bangunan yang tinggi yang dimungkinkan adanya ambisi saling berbangga-banggaan. Inilah yang membuat perbuatan tersebut menjadi tercela.

Kedua, Dengan adanya pembagian terjadinya tanda-tanda kecil hari kiamat ini, para ulama memastikan sebagian tanda jika memang tanda tersebut sesuai. Hal ini diperbolehkan dengan syarat tanda tersebut tepat dan sesuai dengan apa yang telah disebutkan dalam dalil.

Seperti Asma’ binti Abu Bakr ketika didatangi Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Asma’ berkata kepadanya,

أَمَا إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَنَا، أَنَّ فِي ثَقِيفٍ كَذَّابًا وَمُبِيرًا فَأَمَّا الْكَذَّابُ فَرَأَيْنَاهُ، وَأَمَّا الْمُبِيرُ فَلَا إِخَالُكَ إِلَّا إِيَّاهُ، قَالَ: فَقَامَ عَنْهَا وَلَمْ يُرَاجِعْهَا

“Sesungguhnya Nabi telah menyampaikan kepada kami bahwa di Tsaqif ada seorang pendusta dan seorang yang kejam. Kalau seorang yang pendusta kami sudah tahu. Adapun seorang lagi yang kejam, Aku pikir engkau lah orangnya. Lalu (Al-Hajjaj) berdiri (pergi) dan tidak kembali lagi kepadanya.”

Hadits ini menjelaskan bahwa Asma’ menerapkan hadits Nabi kepada kenyataan yang ada. Bahwa yang dimaksud oleh Nabi sebagai seorang yang kejam dari Tsaqif adalah Al-Hajjaj. Ini boleh, karena memang sesuai dengan dalil dan hadits dari Nabi.

Sebagaimana Syaikh bin Baz mengatakan tentang dekatnya pasar dan dekatnya zaman, yang dimaksud adalah teknologi, sarana transportasi dan informasi yang ada pada zaman sekarang, yang serba modern dan mudah. Semua itu membuat zaman ataupun pasar terasa semakin dekat, yang mana pada zaman dahulu tidak secepat dan sedekat itu. Itulah yang dimaksud oleh Nabi menurut Syaikh bin Baz.

Yang menjadi masalah adalah jika kita cenderung memaksakan diri tanpa ada dalil yang menjelaskannya. Contohnya adalah seperti yang disebutkan mengenai ciri-ciri munculnya Imam Mahdi. Di dalam suatu hadits yang diperselisihkan keshahihahnnya, sebagian ulama mengatakan bahwa Imam Mahdi muncul tatkala ada seorang khalifah yang meninggal. Kemudian tiga putera khalifah tersebut memperebutkan harta simpanan di Ka’bah. Tatkala itulah tiba-tiba Imam Mahdi muncul dan mengalahkan mereka semua.

Hadits tersebut adalah sabda Nabi:

يَقْتَتِلُ عِنْدَ كَنْزِكُمْ ثَلَاثَةٌ، كُلُّهُمْ ابْنُ خَلِيفَةٍ، ثُمَّ لَا يَصِيرُ إِلَى وَاحِدٍ مِنْهُمْ، ثُمَّ تَطْلُعُ الرَّايَاتُ السُّودُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ، فَيَقْتُلُونَكُمْ قَتْلًا لَمْ يُقْتَلْهُ قَوْمٌ. ثُمَّ ذَكَرَ شَيْئًا لَا أَحْفَظُهُ، فَقَالَ: فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ، فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ، الْمَهْدِيُّ

“Ada tiga orang yang akan saling membunuh di dekat harta simpanan kalian. Mereka semua putra khalifah. Kemudian simpanan itu tidak dikuasi salah satu dari mereka. Hingga muncul bendera-bendera hitam dari arah timur, lalu mereka akan memerangi kalian dengan peperangan yang tidak pernah dilakukan oleh satu kaum pun. Jika kalian melihatnya, maka baiatlah kepadanya! Walaupun merangkak di atas salju, karena sesungguhnya dia adalah khalifah Al-Mahdi.”

Dari sinilah muncul dai-dai yang saling menghubungkan antara kejadian-kejadian yang terjadi di zaman sekarang dengan hadits tersebut. Sebagian dari tersebut ada yang mengatakan bahwa raja yang meninggal yang dimaksud adalah raja Abdullah. Saat beliau meninggal, anak-anaknya bertengkar, maka muncullah Imam Mahdi. Jika, Imam Mahdi muncul berarti sebentar lagi Dajjal akan muncul. Namun, ternyata ketika raja Abdullah meninggal dunia, tidak terjadi keributan ataupun pertengkaran di antara anak-anaknya memperebutkan emas di Ka’bah. Ramalan mereka salah besar.

Sekarang pun mereka meramal lagi bahwa yang dimaksud khalifah itu adalah raja Salman. Suatu saat nanti ketika raja Salman meninggal, tiga anak-anaknya akan bertengkar -padahal tidak diketahui siapa saja anak-anak raja Salman-. Tatkala mereka bertengkar, muncullah Imam Mahdi. Ini merupakan perkara yang cenderung memaksakan pendapat. Dari mana mereka mendapat dalil? Akhirnya membuat mereka mengadakan tafsiran yang dipaksa-paksakan, sehingga mengantarkan seseorang benci kepada suatu negara ataupun kelompok dan membenarkan sesuatu yang tidak jelas.

Contohnya lagi dahulu ketika awal munculnya kelompok ISIS, para dai tersebut mengatakan bahwa mereka itulah pengikut Imam Mahdi. Alasannya adalah karena mereka membawa ciri-ciri yang dibawa oleh Imam Mahdi, yaitu membawa bendera-bendera atau panji-panji hitam. Begitu juga dengan ISIS, bendera yang dibawanya berwarna hitam. Apakah karena sekedar warna benderanya sama, kemudian disebut sebagai pasukan Imam Mahdi? Dan kenyataannya pimpinan mereka, Abu Bakar Al-Baghdadi, sudah tewas.

Padahal, ketika pertama kali muncul mereka mengkafir-kafirkan, lalu membunuh orang banyak. Akibatnya banyak orang yang terfitnah gara-gara perkara seperti itu. Akhirnya, semua orang seakan-akan harus membenarkan. Di samping itu, ketika Imam Mahdi memerintahkan untuk membaiat, maka kaum muslimin harus membaiatnya.

Dengan metode memaksakan seperti ini mengakibatkan banyak orang membenarkan ISIS. Di samping itu, mereka juga akan menyalahkan orang-orang yang menyalahkan ISIS. Sekarang mereka berkata lagi bahwa yang dimaksud dengan pasukan Imam Mahdi adalah pasukan Taliban. Ini sangat membahayakan, karena dapat mengakibatkan orang-orang salah dalam bersikap. Tatkala mereka menafsirkan bahwa pasukan Imam Mahdi adalah ISIS, maka orang-orang akan berpikir bahwa mereka harus ikut membela. Jika hal itu terus diikuti, maka mereka akan terjerumus kepada takfiri (mengafirkan orang lain).

Bisa jadi, hal itu nantinya juga dikaitkan dengan Arab Saudi. Sebagaimana diketahui bahwa Arab Saudi adalah negara yang tidak sempurna, negara yang memiliki kekurangan dan kelebihan, memiliki masa kejayaan dan kegagalan. Lalu, mereka mengambil kesimpulan bahwa Arab Saudi merupkan salah satu negara yang memiliki lambang kepolisian yang menggambarkan mata satu, berarti mereka adalah Dajjal.

Subhanallah, Arab Saudi dianggapnya Dajjal. Atau nanti ada istana yang dibuat oleh raja Fahd di Madinah, kemudian mereka mengatakan kalau istana itu untuk menyambut Dajjal. Semua ini bersumber dari mereka yang asal berbicara. Pasalnya, jika seseorang mengikuti Dajjal, maka sejatinya dia telah kafir. Bayangkan, ada seseorang yang membuat istana, kemudian ada orang lain yang menganggapnya sedang menyambut Dajjal.

Artinya secara tidak sadar dia telah mengafirkan orang tersebut. Barangkali jika pada suatu kesempatan dia menemukan suatu lambang yang menyerupai mata satu, lalu dengan spontan dia akan menganggapnya sebagai iluminati pasukan Dajjal. Dan itu benar-benar mereka ucapkan dan diumbar.

Lalu, ada lagi salah seorang dari dai-dai tersebut yang mengatakan bahwa bulan sabit yang berada di atas hotel Zamzam adalah dua tanduk setan. Subhanallah, berarti selama ini orang-orang yang berhaji dan umrah tidur di hotel tanduk setan. Hal yang seperti ini membuat kebencian yang diakibatkan dari suatu kecerobohan. Jika seperti ini, maka hal itu tidaklah diperbolehkan. Namun, yang sangat disayangkan hal itu banyak terjadi di kalangan orang-orang yang asal mencocok-cocokkan satu tanda dengan tanda yang lain yang berujung kepada kedustaan.

Maka dari itu, hendaknya kita tidak terlalu dekat dan mendengar dari orang-orang yang bersifat demikian. Terkadang kita berpikir bagaimana bisa mereka berkata seperti itu? Apakah mereka tidak takut kepada Allah dengan meramal ini dan itu? Bahkan, mereka berani meramal bahwa tahun 2020 akan terjadi dukhan. Dukun saja tidak berani meramal hingga sedemikian rupa. Ataukah mereka berhalusinasi?

Terkadang kita merasa kasihan kepada mereka. Karena masalahnya bukan di dunia, akan tetapi di akhirat. Ternyata tahun 2020 telah terlewati dan tidak ada dukhon yang mereka ramalkan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top