A. SYUBHAT-SYUBHAT PENOLAK AZAB KUBUR
Sebagian kelompok dari umat Islam seperti sebagian Khawarij, kemudian sebagian Muktazilah dan juga sebagian orang di zaman sekarang menolak azab kubur. Hal ini terjadi karena ada syubhat yang menempel pada pikiran mereka. Di antara syubhat-syubhat tersebut adalah:
1. Hadits-hadits tentang azab kubur adalah hadits ahad.
Bantahan:
Ini adalah kejahilan mereka. Yang benar haditsnya adalah mutawatir, lebih dari tiga puluh sahabat yang meriwayatkan hadits tentang azab kubur.
2. Perkataan mereka: “Kita sering membuka kuburan, namun kita tidak pernah melihat kondisi mayat yang bermacam-macam”.
Bantahan:
a. Telah lalu penjelasan bahwa alam barzakh tidak bisa dikiaskan dengan alam dunia.
b. Apa yang anda lihat ketika membuka kuburan adalah alam dunia. Sedang azab dan nikmat kubur itu di alam barzakh yang merupakan alam ghaib bukan di alam dunia. Karenanya jika azab dan nikmat kubur ditampakkan, maka tidak ada lagi keghaiban dari alam barzakh.
c. Terkadang Allah tampakkan kepada segelintir orang tentang azab dan nikmat kubur. Hal ini disebutkan Ibnu Taimiyah.
3. Allah berfirman:
لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلَّا الْمَوْتَةَ الْأُولَى
“Mereka (para penghuni surga) tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia.” (QS. Ad-Dukhan: 56)
Jika ada alam barzakh berarti ruh hidup di alam tersebut, dan ketika ditiupkan sangkakala berarti ruh mati untuk kedua kalinya. Padahal Allah menyebutkan dalam ayat di atas bahwa kematian hanya dirasakan sekali saja yaitu kematian tatkala di alam dunia. Ini menunjukkan tidak adanya azab kubur.
Bantahan:
Kematian yang dimaksud pada ayat di atas adalah kematian di alam nyata yaitu kematian dalam artian ruh lepas dari jasad, bukan kematian seperti di alam barzakh atau pun di alam tidur yang mana jasad masih bersama ruh. Kematian ruh terlepas dari jasad secara totalitas itulah yang tidak akan terulang, tidak akan dirasakan oleh seseorang kecuali di dunia saja.
4. Allah berfirman,
قَالُوا يَاوَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا
“Mereka berkata: Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?” (QS. Yasin: 52)
Ayat ini menunjukkan bahwa setelah kematian dunia tidak ada lagi kejadian apapun, sebab seluruh manusia sedang tidur, kemudian baru dibangkitkan lagi saat hari kiamat ditegakkan.
Bantahan:
Ada beberapa pendapat berkaitan dengan bantahan terhadap syubhat ini.
Pertama: Pendapat para salaf seperti Ubay bin Ka’ab, Mujahid, Hasan Al-Basri, Qotadah dan para salaf yang lain bahwasanya Allah membuat tidur para penghuni kubur di waktu antara tiupan sangkakala yang pertama dan kedua.
Kedua: Tidur hanyalah sebuah kata kiasan. Maksudnya adalah kedahsyatan hari kiamat beserta siksaan yang akan mereka dapatkan di neraka menjadikan siksaan kubur yang mereka rasakan menjadi ringan hanya seperti hanya sebuah tidur.
Ketiga: Lafal مرقدنا (tidur kami) benar-benar ungkapan tentang kondisi orang yang terbaring di kuburannya.
Keempat: Orang-orang dalam alam barzakh mirip dengan alam mimpi yang tidak merasakan zaman. Terkadang seseorang tidur dalam waktu yang lama, akan karena mimpi ia merasa bahwa tidurnya hanya sesaat. Seperti kisah dalam surah Al-Kahfi, Allah berfirman:
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا
“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (QS. Al-Kahfi: 25)
Allah membuat tidur Ash-Habul Kahfi tidur selama tiga ratus sembilan tahun. Akan tetapi ketika bangun, mereka saling bertanya berapa lama mereka telah tidur, sebab yang mereka rasakan adalah tidur mereka hanya selama satu atau setengah hari.
Demikian juga alam barzakh, alam barzakh lebih mirip dengan alam mimpi, maka kondisi saat ia terjaga seakan-akan ia baru bangun dari tidur.
Wallahu a’lam mana pendapat yang benar, akan tetapi pendapat yang paling kuat adalah pendapat para salaf yaitu bahwasanya Allah membuat tidur para penghuni kubur antara tiupan sangkakala yang pertama dengan tiupan yang kedua. Dan tentu pendapat ini lebih hati-hati sebab tidaklah para salaf berpendapat kecuali dibangun atas dalil.
B. SEBAB-SEBAB TERHINDAR DARI AZAB KUBUR
Secara umum semua amal shaleh membantu seseorang untuk selamat dari azab kubur. Akan tetapi di sana ada sebab-sebab khusus yang menjadikan seseorang terhindar dari azab kubur di antaranya adalah:
Pertama: Memperbanyak doa agar dilindungi dari azab kubur
Kedua: Memperbanyak baca surah Al-Mulk
Terdapat banyak hadits yang menjelaskan keutamaan surah Al-Mulk, akan tetapi kebanyakannya adalah hadits yang dhaif, di antaranya adalah hadits yang menyebutkan bahwa Nabi bersabda,
هي المانعة هي المنجية تنجيه من عذاب القبر
“Dia (surah Al-Mulk) adalah penghalang, dia adalah penyelamat yang menyelamatkan pembacanya dari siksa kubur.”
Namun terdapat dua hadits yang sampai pada derajat hasan yang menyebutkan keutamaan surah Al-Mulk. Di antaranya yaitu dari sahabat Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Nabi bersabda,
إِنَّ سُورَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَا هِيَ إِلَّا ثَلَاثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى أَخْرَجَتْهُ مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْخَلَتْهُ الْجَنَّةَ وَهِيَ سُورَةُ تَبَارَكَ
“Ada suatu surah dari Al-Quran yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafaat bagi seseorang sampai orang tersebut dikeluarkan dari neraka pada hari kiamat, dan surah ini akan memasukkan orang tersebut ke dalam surga, yaitu surah Tabaarak (surah Al-Mulk).”
Demikian pula dari sahabat Ibnu Mas’ud, beliau mengatakan bahwa Nabi bersabda,
سُورَةُ تَبَارَكَ هي المَانِعَةُ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ
“Surah Tabaarak adalah pencegah dari azab kubur.”
Dari dua hadits yang derajat hasan ini tidak disebutkan harus membaca surah Al-Mulk setiap malam. Adapun anjuran yang mengharuskan membaca surah Al-Mulk setiap malam maka itu haditsnya dhaif. Maka adapun surah Al-Mulk bisa mencegah seseorang dari azab kubur artinya seseorang harus perhatian terhadap surah ini sebagaimana perkataan sebagian ulama.
Ketiga: Melakukan amal-amal tertentu yang dapat menyelamatkan dari fitnah kubur sebab seseorang yang selamat dari fitnah kubur mengharuskan dari azab kubur, seperti mati syahid, dan meninggal di malam atau hari Jumat.
Keempat: Amalan atau kondisi tertentu yang menyelamatkan dari azab kubur.
Diantaranya meninggal karena sakit perut. Rasulullah bersabda:
مَنْ يَقْتُلُهُ بَطْنُهُ، فَلَنْ يُعَذَّبَ فِي قَبْرِهِ
“Barang siapa yang meninggal karena perutnya maka ia tidak akan diazab di kuburnya.”
C. NIKMAT KUBUR
Setelah mengetahui dan meyakini adanya adzab kubur yang demikian mengerikan dan menakutkan, berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih, juga mengetahui macam-macamnya, penyebabnya, dan hal-hal yang akan menyelamatkan darinya, maka termasuk kesuksesan yang agung adalah selamat dari berbagai adzab tersebut dan mendapatkan nikmat di dalamnya dengan rahmat-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih maka Rabb mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata.” (Al-Jatsiyah: 30)
قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ (15) مَنْ يُصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمَهُ وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ (16)
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku takut akan adzab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Rabbku.’ Barangsiapa yang dijauhkan adzab daripadanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata.” (Al-An’am: 15-16)
Adapun nikmat kubur, di antaranya apa yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beritakan dalam hadits Al-Bara’ radhiyallahu ‘anhu yang panjang:
1. mendapatkan ampunan dan keridhaan-Nya
Sebagaimana perkataan malakul maut kepada orang yang sedang menghadapi sakaratul maut:
أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ
“Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya.”
2. dikokohkan hatinya untuk menghadapi dan menjawab fitnah kubur
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Ibrahim: 27)
3. Digelarkan permadani, didandani dengan pakaian dari surga, dibukakan baginya pintu menuju surga, dilapangkan kuburnya, dan di dalamnya ditemani orang yang tampan wajahnya, bagus penampilannya.
Sebagaimana yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kabarkan dalam hadits Al-Bara’ yang panjang:
فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ. قَالَ: فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا، وَطِيبِهَا، وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ. قَالَ: وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ، حَسَنُ الثِّيَابِ، طَيِّبُ الرِّيحِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ، هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ، فَيَقُولُ لَهُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ، فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ
“Maka gelarkanlah permadani dari surga, dandanilah ia dengan pakaian dari surga. Bukakanlah baginya sebuah pintu ke surga, maka sampailah kepadanya bau wangi dan keindahannya. Dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang, kemudian datang kepadanya seorang yang tampan wajahnya, bagus pakaiannya, wangi baunya. Lalu dia berkata: ‘Berbahagialah dengan perkara yang menyenangkanmu. Ini adalah hari yang dahulu kamu dijanjikan.’ Dia pun bertanya: ‘Siapa kamu? Wajahmu adalah wajah orang yang datang membawa kebaikan.’ Dia menjawab: ‘Aku adalah amalanmu yang shalih…” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)