ORANG YANG MASUK SURGA (BAGIAN PERTAMA)

sky, clouds, cumulus, airspace, cloudscape, nature, sky, clouds, clouds, clouds, clouds, clouds

Tidak diragukan lagi bahwa kaum mukminin akan mendapatkan kebahagiaan yang tak akan tertandingi oleh apa pun. Itulah kebahagiaan ketika mereka diantarkan secara berkelompok-kelompok dengan penuh penghormatan dan pemuliaan menuju Surga yang penuh kenikmatan, Setibanya mereka di depan Surga, dibukakanlah pintu-pintunya. Malaikat yang mulia menyambut dan memberikan ucapan selamat datang kepada mereka. Itu mereka rasakan setelah melalui bermacam kesusahan dan menyaksikan berbagai huru-hara.

Allah berfirman:

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya diantar ke dalam Surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (Surga) dan pintu-pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkata kepada mereka: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zumar (39):73)

Yakni, amalan, ucapan, dan keyakinan kalian baik, sehingga jiwa kalian pun suci dan hati kalian bersih. Oleh karena itulah, kalian pun berhak mendapatkan Surga.

1. Syafa’at Untuk Masuk Surga

Sejumlah hadits shahih menyebutkan bahwa setelah kaum mukminin berdiri dalam waktu yang lama menunggu keputusan pada hari Pembalasan, mereka pun meminta Para Nabi agar memohonkan dibukakannya pintu Surga bagi mereka. Namun seluruh Nabi enggan dan menolak. Setiap Nabi berkata: “Aku tidak berhak atas hal itu” Sampai permohonan itu berakhir pada Nabi kita Muhammad. Beliau kemudian memberi syafa’at dalam hal tersebut, dan syafaat beliau pun diterima.

Hadits dari Hudzaifah bin al-Yaman dan Abu Hurairah berikut ini mengisahkan mengenai kejadian tersebut, keduanya menuturkan: Rasulullah bersabda:

يجمعُ اللهُ الناسَ، فيقومُ المؤمنون حتى تَزْلُفَ لَهُمُ الْجَنَّةُ، فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ: يَا أبانا اسْتَفْتِحْ لنا أبوابَ الجنةِ. فيقول: هل أَخْرَجَكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَّا خَطِيئَةُ أَبِيكُمْ آدَمَ، لستُ بصاحبِ ذلك…

“Allah mengumpulkan seluruh umat manusia, maka orang-orang beriman berdiri hingga Surga didekatkan kepada mereka. Mereka pun kemudian mendatangi Nabi Adam dan berkata: “Wahai bapak kami, mohonkanlah agar pintu Surga dibukakan untuk kami: Maka Nabi Adam menjawab: “Bukankah yang mengeluarkan kalian dari Surga tak lain adalah kesalahan bapak kalian, Adam. Aku bukan orang yang berhak meminta itu ….”

Dalam hadits ini juga disebutkan bahwa setiap Nabi akan menolak memberi syafaat dan menyerahkannya kepada Nabi yang lain. Hingga akhirnya orang-orang beriman datang kepada Nabi Muhammad dan beliau diizinkan memberi syafaat agar Surga dibukakan untuk orang-orang beriman.

2. Orang-Orang Beriman Akan Disucikan Sebelum Masuk Surga

Setelah orang-orang yang beriman berhasil melintasi ash-Shirath (titian/jembatan di atas Neraka), mereka dihentikan pada sebuah Qantharah (jembatan di antara Surga dan Neraka). Setelah itu mereka pun disucikan dan dibersihkan, yaitu dengan diberlakukannya hukum qishash di antara mereka jika ada kezhaliman ketika di dunia. Sehingga mereka masuk Surga dalam keadaan suci dan baik, tidak ada seorang pun yang memiliki kezhaliman kepada orang lain, dan tidak ada lagi yang menuntut suatu hak kepada orang lain.

Sebagaimana hadits dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata: Rasulullah bersabda:

يَخْلُصُ الْمُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ, فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ, فَيَقُصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمَ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا, حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أَذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الْجَنَّةِ, فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَأَحَدُهُمْ أَهْدَى بِمَنْزِلِهِ فِي الْجَنَّةِ مِنْهُ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا

“Pada hari Kiamat nanti, orang-orang yang beriman akan selamat dari Neraka, kemudian mereka ditahan di atas Qantharah (jembatan di antara Surga dan Neraka), lalu sebagian mereka diqishash bagi sebagian lainnya bila ada kezhaliman di antara mereka ketika hidup di dunia. Setelah mereka disucikan dan dibersihkan, barulah mereka diizinkan untuk masuk Surga. Demi (Allah) Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh salah seorang di antara mereka lebih mengenal rumahnya di Surga daripada rumahnya ketika di dunia.”

3. Yang Pertama Kali Masuk Surga

Manusia yang pertama kali masuk Surga secara mutlak adalah Nabi kita Muhammad. Dan umat yang pertama kali masuk Surga adalah umat beliau. Terkait hal ini, al-Hafizh Ibnu Katsir (wafat th. 774 H) menyebutkan beberapa hadits.

Di antaranya adalah hadits dari Anas bin Malik, dia berkata: Nabi bersabda:

أَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ

“Akulah orang yang pertama kali mengetuk pintu Surga.”

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda:

أَنَا أَوَّلُ شَفِيْعٍ فِي الْجَنَّةِ

“Akulah orang yang pertama memberi syafa’at di Surga.”

Rasulullah juga bersabda:

آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ, فَيَقُولُ الْخَازِنُ مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

“Pada hari Kiamat nanti, aku akan mendatangi pintu Surga, kemudian aku meminta agar pintunya dibukakan. Maka Malaikat penjaga Surga pun bertanya: “Siapakah engkau? “Muhammad’ jawabku. Kemudian Malaikat itu berkata: “Denganmu aku diperintahkan untuk membuka pintu Surga ini. Aku tidak akan membukakannya untuk seorang pun sebelummu.”

Di dalam hadits lain, dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ

“Kita adalah umat yang terakhir (di dunia) tetapi yang pertama pada hari Kiamat nanti. Dan kita adalah umat pertama yang akan masuk ke dalam Surga.”

4. Orang-Orang Yang Akan Masuk Surga Tanpa Hisab

Rombongan pertama yang akan memasuki Surga dari umat ini adalah orang-orang yang telah mencapai puncak keimanan, ketakwaan dan amal shalih, serta istiqamah di atas agama yang haq ini. Mereka akan memasuki Surga dalam satu barisan. Yang ada di barisan pertama tidak akan masuk hingga yang ada di barisan terakhir masuk. Wajah mereka laksana bulan purnama.

Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الْجَنَّةَ صُورَتُهُمْ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لا يَبْصُقُونَ فِيهَا وَلا يَمْتَخِطُونَ وَلا يَتَغَوَّطُونَ آنِيَتُهُمْ فِيهَا الذَّهَبُ أَمْشَاطُهُمْ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَمَجَامِرُهُمْ الأَلُوَّةُ وَرَشْحُهُمْ الْمِسْكُ

“Rombongan yang pertama masuk Surga, wajah mereka laksana bulan di malam purnama. Di dalam Surga, mereka tidak meludah, tidak beringus, dan tidak buang air besar. Bejana mereka terbuat dari emas. Sisir mereka dari emas dan perak. Tempat bukhur (pewangi ruangan dan tubuh) mereka adalah batang kayu gaharu. Dan keringat mereka adalah minyak kasturi.

وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنْ الْحُسْنِ لا اخْتِلافَ بَيْنَهُمْ وَلا تَبَاغُضَ قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا

Setiap orang dari mereka memiliki dua istri (bidadari) yang sumsum tulang betisnya dapat terlihat dari balik daging mereka karena sangat indahnya. Tidak ada perselisihan dan kebencian di antara mereka. Hati mereka seperti satu hati. Mereka bertasbih kepada Allah di waktu pagi dan petang.”

Nabi juga bersabda:

لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا -أَوْ: سَبْعُمِائَةِ أَلْفٍ- آخذٌ بَعْضُهُمْ بِبَعْضٍ، حَتَّى يَدْخُلَ أَوَّلُهُمْ وَآخِرُهُمُ الْجَنَّةَ، وُجُوهُهُمْ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ

“Sungguh, 70.000 atau 700.000 orang umatku akan masuk Surga. Yang berada di barisan pertama tidak akan masuk hingga barisan yang terakhir masuk. Wajah mereka laksana bulan di malam purnama.”

Dalam Hadits yang lain disebutkan: Allah memberikan hak kepada Nabi, yaitu bagi tiap-tiap orang dari 70.000 umatnya yang akan masuk Surga tanpa hisab, dapat menyertakan 70.000 lainnya untuk masuk Surga.

Dari Abu Bakar ash-Shiddiq, bahwasanya Rasulullah bersabda:

أُعْطِيتُ سَبْعِينَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ، وُجُوهُهُمْ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَقُلُوبُهُمْ عَلَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ، وَاسْتَزَدْتُ رَبِّي فَزَادَنِي مَعَ كُلِّ وَاحِدٍ سَبْعِينَ أَلْفًا

“Aku diberi 70.000 orang (dari umatku) yang akan masuk Surga tanpa hisab. Wajah-wajah mereka seperti bulan di malam purnama, dan hati-hati mereka laksana hati satu orang. Lalu aku meminta tambahan kepada Rabbku, maka Allah memberikan tambahan padaku, bahwa setiap satu orang dari mereka disertakan 70.000 orang lainnya.”

Di dalam hadits yang lain dari Abu Umamah, bahwasanya Rasulullah bersabda:

وَعَدَنِي رَبِّي أَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ أَلْفًا لَا حِسَابَ عَلَيْهِمْ وَلَا عَذَابَ، مَعَ كُلِّ أَلْفٍ سَبْعُونَ أَلْفًا، وَثَلَاثَةُ حَثَيَاتٍ مِنْ حَثَيَاتِ رَبِّي

“Rabbku telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan 70.000 orang umatku ke Surga tanpa dihisab dan tanpa diadzab. Tiap seribu orang darinya akan diikuti 70.000 orang lainnya, ditambah dengan tiga raupan dari raupan Allah. Di hadits ini disebutkan tambahan “tiga raupan Allah” Rasulullah telah menyebutkan sifat dan karakter 70.000 orang pertama dari mereka.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits, dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda:

عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ، فَأَخَذَ النَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ الأُمَّةُ، وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ النَّفَرُ، وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ العَشَرَةُ، وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ الخَمْسَةُ، وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ وَحْدَهُ، فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ كَثِيرٌ، قُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ، هَؤُلاَءِ أُمَّتِي؟ قَالَ: لَا، وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الأُفُقِ،

“Diperlihatkan di hadapanku seluruh umat, maka datanglah seorang Nabi dengan membawa umatnya, ada Nabi yang membawa sekelompok orang, ada Nabi yang membawa sepuluh orang, ada Nabi yang datang dengan lima orang, dan ada juga Nabi yang datang sendirian. Kemudian aku melihat ada sekelompok orang yang sangat banyak jumlahnya. Aku bertanya: Wahai Jibril, apakah mereka itu umatku? Jibril menjawab: “Bukan, akan tetapi lihatlah di ufuk sana:

فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ كَثِيرٌ، قَالَ: هَؤُلَاءِ أُمَّتُكَ، وَهَؤُلَاءِ سَبْعُونَ أَلْفًا قُدَّامَهُمْ لَا حِسَابَ عَلَيْهِمْ وَلَا عَذَابَ، قُلْتُ: وَلِمَ؟ قَالَ: كَانُوا لَا يَكْتَوُونَ، وَلَا يَسْتَرْقُونَ، وَلَا يَتَطَيَّرُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ،

Aku pun melihat dan ternyata di sana ada umat yang sangat banyak. Jibril berkata: “Merekalah umatmu, 70.000 orang yang berada di barisan depan adalah mereka yang tidak akan dihisab dan tidak diadzab. Aku lalu bertanya: “Mengapa demikian? Jibril menjawab: “Dahulu (di dunia), mereka tidak pernah berobat dengan kay (besi panas), tidak minta diruqyah, tidak melakukan tathayyur, dan mereka hanya bertawakkal kepada Rabb mereka.”

فَقَامَ إِلَيْهِ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ، فَقَالَ: ادْعُ الله أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ، قَالَ: اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مِنْهُمْ، ثُمَّ قَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ آخَرُ قَالَ: ادْعُ الله أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ، قَالَ: سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ

Tiba-tiba, Ukasyah bin Mihshan berdiri seraya berkata (kepada Rasulullah): “Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikanku termasuk dari kelompok mereka. Rasulullah pun berdoa: “Ya Allah, jadikan Ukasyah termasuk dari mereka.” Kemudian ada orang lain yang berdiri dan berkata: “Berdoalah kepada Allah agar Allah menjadikanku termasuk dari mereka.” Namun Rasulullah bersabda: “Ukasyah telah mendahuluimu.” Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 6541) dan Muslim (no. 220). Lafazh ini milik al-Bukhari.

Bisa jadi, mereka adalah orang-orang yang disebutkan oleh Allah sebagai al-Muqarrabin (orang-orang yang dekat kepada Allah), dan mereka adalah as-Sabiqun (orang-orang yang paling dahulu beriman).

Allah berfirman:

وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ (10) أُولَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ (11) فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (12)

“Dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah), Berada dalam Surga kenikmatan.” (QS. Al-Waqi’ah (56): 10-12)

Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang terdahulu, dan hanya sedikit dari orang-orang yang datang kemudian. Sebagaimana firman Allah,

ثُلَّةٌ مِنَ الْأَوَّلِينَ (13) وَقَلِيلٌ مِنَ الْآخِرِينَ (14)

“Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.” (QS. Al-Waqi’ah (56): 13-14)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top