d. Berdusta atas nama Rasulullah
Ada beberapa hadits yang melarang berdusta atas nama Nabi.
Di antaranya adalah:
1) Dari Ali bin Abi Thalib, ia menuturkan: Rasulullah bersabda:
لَا تَكْذِبُوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَلِجِ النَّارَ
“Janganlah kalian berdusta atas namaku. Karena barangsiapa berdusta atas namaku, niscaya dia masuk Neraka.”
2) Dari Salamah bin al-Akwa, dia mengatakan: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
مَن يَقُلْ عَلَيَّ مَا لم أقُلْ فَلْيَتَبَوَّأ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa yang berkata atas namaku, padahal aku tidak pernah mengatakannya, maka hendaknyalah ia bersiap-siap mengambil tempat duduknya di Neraka.”
3) Rasulullah bersabda:
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa sengaja berdusta atas namaku, maka silakan ia mengambil tempat duduknya di Neraka.”
4) Dari al-Mughirah bin Syu’bah, ia mengatakan: Rasulullah pernah bersabda:
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah seperti berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka silakan ia mengambil tempat duduknya di Neraka.”
e. Sombong
Sombong termasuk dosa besar. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda:
قَالَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ: «الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي، وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي، فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ»
“Allah berfirman: “Kesombongan adalah pakaian atas-Ku dan Kemuliaan adalah pakaian bawah-Ku. Maka, barangsiapa merampas salah satunya dari-Ku, maka akan Aku lemparkan ia ke dalam Neraka.”
Dari Ibnu Mas’ud, dia menuturkan: Nabi bersabda:
لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar dzarrah (biji yang sangat kecil)” Ada seorang jaki-laki yang berkata: “Sungguh, orang itu suka berpakaian bagus dan bersandal bagus!” Maka beliau bersabda: “Sungguh, Allah itu Maha Indah dan Dia menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”
f. Membunuh orang tanpa alasan yang dibenarkan syariat
Di dalam agama Islam, tidak dibenarkan membunuh seorang muslim.
Allah berfirman:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah Neraka Jahannam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya dan melaknatnya, serta menyediakan adzab yang besar baginya.” (QS. An-Nisa’ (4): 93)
Kecuali dengan salah satu dari tiga alasan berikut, yaitu yang disebutkan dalam hadits, dari Ibnu Mas’ud, bahwasanya Rasulullah bersabda:
لا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلا بِإِحْدَى ثَلاثٍ النَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالثَّيِّبُ الزَّانِي وَالْمَارِقُ مِنْ الدِّينِ التَّارِكُ لِلْجَمَاعَةِ
“Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan aku adalah utusan Allah, kecuali dengan salah satu dari tiga sebab: (1) jiwa dibalas dengan jiwa (qishash), (2) orang yang telah menikah kemudian berzina, dan (3) orang yang murtad dari Islam, yang meninggalkan jamaah (kaum muslimin).”
Dari Ibnu Umar, dia berkata: Rasulullah bersabda:
لَنْ يَزَالَ المُؤمِنُ في فُسْحَةٍ مِنْ دينِهِ مَا لَمْ يُصِبْ دَماً حَرَاماً
“Seorang mukmin senantiasa dalam kelapangan agamanya (leluasa untuk melakukan ketaatan) selama dia tidak mengalirkan darah yang haram (membunuh).”
Ibnu Umar berkata:
إنَّ مِنْ وَرَطَاتِ الأمُورِ الَّتي لا مَخْرَجَ لِمَنْ أوْقَعَ نَفْسَهُ فيهَا سَفْكَ الدَّمِ الحَرَامِ بغيْرِ حِلِّهِ.
“Di antara perkara membinasakan yang tidak ada jalan keluar bagi orang yang menjerumuskan diri ke dalamnya adalah menumpahkan darah yang haram dengan cara yang tidak dihalalkan (dibenarkan secara syariat).”
Rasulullah telah memberikan peringatan keras kepada kaum muslimin agar tidak saling membunuh satu sama lain. Beliau kstik menerangkan bahwa yang membunuh dan yang dibunuh sama-sama akan masuk Neraka.
Dari Abu Bakrah, dia berkata: Nabi bersabda:
إِذَا تَوَاجَهَ الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيهِما، فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النّارِ، فقلتُ، أو قيل: – يا رسولَ الله! هذا القاتلُ، فَمَا بَالُ الْمَقْتُولُ؟ قال: إِنَّهُ أَرَادَ قَتْلَ صَاحِبِهِ
“Jika ada dua orang muslim yang saling menghunuskan pedangnya, maka yang membunuh dan yang terbunuh akan masuk Neraka” Abu Bakrah berkata: Aku bertanya: “Ya Rasulullah, orang yang membunuh wajar, akan tetapi kenapa orang yang terbunuh (juga masuk Neraka)?” Beliau menjawab: “Sungguh, dia pun ingin membunuh temannya.”
Karena itu, seorang hamba yang shalih tidak akan mau memerangi saudaranya, karena takut menjadi penghuni Neraka. Karena si pembunuh akan menanggung dosanya dan juga dosa saudaranya yang terbunuh.
Allah berfirman:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (27)
“Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima, dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata: Sungguh, aku pasti membunuhmu!’ Dia (Habil) berkata: Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.
لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (28)
Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Rabb seluruh alam.
إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ (29)
Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni Neraka, dan itulah balasan bagi orang yang zhalim.” (QS. Al-Ma-idah (5): 27-29)
g. Memakan harta riba
Riba adalah dosa yang akan membinasakan pelakunya. Allah Yang Maha Haq berfirman tentang orang yang makan harta riba setelah mereka mengetahui keharamannya:
وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“… Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah (2): 275)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (130) وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (131)
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. Dan peliharalah dirimu dari api Neraka, yang disediakan bagi orang kafir.” (QS. Ali Imran (3): 130-131)
Rasulullah menyebutkan bahwa memakan riba adalah salah satu di antara tujuh dosa yang membinasakan. Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ! وَمَا هُنَّ؛ قال: الشِّرْكُ بِاللهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ
“Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan (al-muubiqaat).” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa yang membinasakan tersebut?” Beliau bersabda, “(1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh kecuali jika lewat jalan yang benar, (4) makan riba, (5) makan harta anak yatim, (6) lari dari medan perang, (7) qadzaf (menuduh wanita mukminah yang baik-baik dengan tuduhan zina).” (HR. Bukhari, No. 2766 dan Muslim, No. 89)
h. Memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil
Ini merupakan salah satu kezhaliman besar yang pelakunya berhak dimasukkan ke Neraka, sebagaimana Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا (29)
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا (30)
Dan barangsiapa berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zhalim, akan Kami masukkan dia ke dalam Neraka. Yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS. An-Nisa (4): 29-30)
Di antara bentuk memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil adalah memakan harta anak yatim secara zhalim. Allah telah mengkhususkan penyebutan harta anak yatim, karena mereka lemah, harta mereka dapat dirampas dengan mudah, dan karena begitu kejinya perbuatan jahat jenis ini.
Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (Neraka).” (QS. An-Nisa (4): 10)
i. Melukis makhluk bernyawa
Orang yang terberat adzabnya di hari Kiamat adalah para pelukis makhluk bernyawa, yang menyaingi ciptaan Allah. Dari Abdullah bin Mas’ud, dia menuturkan: Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
“Sesungguhnya orang yang paling berat adzabnya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah para pelukis makhluk bernyawa.”
Dari Ibnu Abbas, dia menuturkan: Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:
كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ
“Setiap pelukis (makhuk bernyawa) akan masuk Neraka. Allah akan menciptakan nyawa untuk setiap gambar yang dia buat, lalu gambar itu pun akan mengadzabnya di Neraka Jahannam.”
Dari Aisyah, bahwa Rasulullah bersabda mengenai nurnruqah atau bantal kecil untuk bersandar yang dihiasi gambar:
إِنَّ أَصْحَابَ هَذِهِ الصُّوَرِ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ
“Sesungguhnya pelukis gambar-gambar ini akan diadzab pada hari Kiamat. Dikatakan kepada mereka: Hidupkanlah gambar-gambar yang telah kalian buat ini.”
Dari Aisyah, dari Nabi, beliau bersabda:
أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُضَاهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ
“Orang yang paling berat adzabnya (pada hari Kiamat) adalah orang-orang yang menyaingi ciptaan Allah.”
Dan dari Abu Hurairah, dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذَهَبَ يَخْلُقُ كَخَلْقِي فَلْيَخْلُقُوا ذَرَّةً أَوْ لِيَخْلُقُوا حَبَّةً أَوْ شَعِيرَةً
“Allah berfirman: “Siapakah orang yang lebih zhalim dibandingkan orang yang menciptakan seperti ciptaan-Ku. Silakan mereka menciptakan semut (kalau bisa), atau silakan mereka menciptakan biji atau gandum.”
j. Cenderung kepada orang-orang zhalim
Bersikap loyal atau cenderung kepada orang-orang yang zhalim adalah salah satu penyebab manusia masuk Neraka. Orang-orang zhalim ini adalah musuh Allah.
Allah berfirman:
وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api Neraka ….” (QS. Hud (11): 113)