A. Penjelasan
Nabi membuka qiroahnya dengan membaca doa “al-istiftaah”, beliau memuji Allah dan menyanjung-Nya pada doa tersebut.
Abu Hurairah berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَبَّرَ فِي الصَّلَاةِ سَكَتَ هُنَيَّةً قَبْلَ أَنْ يَقْرَأَ فقُلْنا يَا رَسُولَ اللهِ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي رَأَيْتَ سُكُوتَكَ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةِ مَا تَقُولُ؟ قَالَ: أَقُولُ…
“Adalah Rasulullah jika takbir untuk shalat maka beliau diam sebentar sebelum membaca qiroah (al-Fatihah). Maka aku berkata, “Ya Rasulullah, aku melihat diammu antara takbiratul ihram dan membaca al-Fatihah, apakah yang Engkau ucapkan?”. Nabi berkata, “Aku berdoa…,” (yaitu Nabi membaca doa istiftaah).”
Telah datang doa istiftaah dengan banyak model, yang menunjukan terkadang Nabi membaca doa yang ini dan terkadang yang itu.
Maka sunnahnya adalah:
1. Seseorang membaca salah satu dari doa-doa tersebut,
2. Tidak menggabungkan doa-doa tersebut dalam satu bacaan.
3. Dan sunnahnya seseorang juga bervariasi dalam membaca doa istiftaah, terkadang membaca ini dan terkadang yang itu.
4. Tidak ada sunnahnya membaca doa istiftaah ini pada sholat jenazah dan sholat dua hari raya. Adapun selain itu tetap sunnah.
B. Bacaan Doa Istiftaah
Pertama:
للهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari Kotoran. Ya Allah cucilah kesalahanku dengan salju, air, dan air dingin.”
Kandungannya:
Dalam doa ini terkandung makna permintaan yang sangat dibutuhkan oleh hamba, Ibnu Rajab berkata: “doa ini adalah permintaan agar benar-benar dijauhkan antara dirinya dan dosa-dosanya, dan maksdunya adalah dijauhkan dari pengaruh-pengaruh dosa dan hukuman dari dosa tersebut di dunia ataupun diakhirat, karena terkadang masuk apa yang ditakdirkan dari dosa tersebut kedalam (permintaan untuk) dijauhkan tersebut sedangkan dia tidak tahu, maka dia meminta untuk dijauhkan darinya sebagaimana ketika berdoa, “Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui”, dan (dalam doa ini) terkandung permintaan agar dibersihkan hatinya dari kotoran dosa-dosa sebagaimana dibersihkan baju yang putih dari kotoran, dan juga terkandung permintaan untuk dipadamkan dari panasnya dosa-dosa dari hati dengan sesuatu yang sangat agung yang terdapat di dunia untuk pembersihan dan pendingin, yaitu air, salju, dan air dingin.” (Fathul Bari Libni Rajab 6/372)
Kedua:
وجَّهْتُ وجهِيَ للذي فطرَ السمواتِ والأرضَ حنيفًا وما أنا من المشركينَ
“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik.
إنَّ صَلاتي ونسُكي ومحيايَ ومماتي للهِ ربِّ العالمينَ، لا شريكَ له وبذلكَ أمرتُ وأنا من المسلمينَ،
Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintah-Nya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri.
اللَّهُمَّ أنت الملِكُ لا إله إلَّا أنت، أنت ربي وأنا عبدُك، ظلمتُ نفسي، واعترفتُ بذنبي فاغفِرْ لي ذنوبِي جميعًا إنَّه لا يغفرُ الذنوبَ إلَّا أنتَ،
Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan ku akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau.
واهدني لأحسنِ الأخلاقِ لا يهدي لأحسَنِهَا إلَّا أنتَ، واصرِفْ عني سيئَهَا لا يصرفُ عني سيِّئَهَا إلا أنتَ،
Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau.
لبيك وسعدَيْك، والخيرُ كلُّه في يديْك، والشرُّ ليس إليك، أنا بك وإليك تباركْتَ وتعالَيْتَ، أستغفِرُك وأتوبُ إليك
Aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari-Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari-Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dari-Mu dan aku bertobat kepada-Mu.”
Kandungan doa iftitah kedua:
Dalam doa ini penuh terkandung pengesaan Allah dalam uluhiyyah-Nya, rububiyyah-Nya, serta nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang begitu indah yang menyebabkan seorang hamba tunduk dan patuh terhadap semua perintah Allah, sehingga dia mengucapkan “Aku hadapkan wajahku” yang mana dijelaskan oleh para ulama maksud dari menghadapkan wajah disini adalah memperuntukan semua amalannya hanya untuk Allah, dimana disini seorang hamba memperuntukan semuanya hanya untuk Allah semata dari ibadahnya, hidupnya, bahkan matinya.
(Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa) Al-Malik adalah salah satu dari nama-nama Allah, yang menunjukkan akan kuasanya yang sangat besar dan sangat sempurna dimana tidak ada satupun dari makhluk yang ada di semesta alam ini yang bisa menandingi kuasa-Nya.
(Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau) jika seorang hamba sudah mengetahui bahwasanya Allah maha sempurna yang tidak ada cela sedikitpun maka hendaknya dia hanya menyembah Allah semata, karena yang berhak disembah adalah dzat yang maha sempurna dari segi perbuatan, nama-nama, juga sifat-sifat-Nya.
Dan juga setelahnya kita diajarkan dalam adab berdoa yaitu hendaknya dimulai dengan pujian dan sanjungan untuk Allah baru kemudian meminta, dan permintaan yang sangat kita butuhkan yaitu meminta ampunan juga meminta untuk diberikan petunjuk.
Kemudian (لبيك وسعدَيْك), kedua kata ini banyak penafisrannya salah satunya adalah yang di sampaikan oleh Al-imam An-Nawawi:
“Dan yang lebih jelas bahwa makna dari labbaik adalah aku memenuhi panggilan-Mu setelah memenuhi panggilanmu (pengulangan ini) untuk penekanan, dikatakan juga maknanya: mendekatkan diri kepada-Mu, dan juga dikatakan: ketaatan kepada-Mu, dan juga: aku selalu tegak diatas ketaatan-Mu, dan juga: kecintaanku hanya untuk-Mu, dan lain-lainnya. Adapun sa’daik artinya: aku senantiasa menolong ketaatanmu.” (Syarhun Nawawi ‘Ala Muslim 1/231)
Dan maksud dari (والخيرُ كلُّه في يديْك، والشرُّ ليس إليك) “Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu”, disini terdapat adab dalam memuji Allah, yaitu dengan menyandarkan semua kebaikan kepada-Nya, adapun makna dari “keburukan tidak datang dari Mu” ada beberapa penafsiran dari para ulama, diantaranya:
1. Keburukan tidak akan pernah bisa mendekati-Mu.
2. Tidak disandarkan keburukan satu persatunya kepada-Mu, maka tidak dikatakan: Wahai Pencipta kera dan babi, atau Wahai Rabb keburukan, akan tetapi kita menyandarkan secara umum: wahai Pencipta segala sesuatu.
3. Bahwa keburukan tidak akan terangkat kesisi-Mu, karena yang terangkat hanya kalimat yang baik dan amalan yang sholih.
4. Keburukan bukanlah keburukan ketika disandarkan kepada-Mu, karena Engkau menciptakannya untuk hikmah dan tujuan yang sangat besar, dan dia adalah keburukan ketika disandarkan kepada makhluk.
5. Penafian ini ketika penyandarannya seperti perkataan: fulan ilaa (ke) bani fulan: apabila fulan tersebut termasuk dari bagian qobilah tersebut. (maka keburukan bukan termasuk bagian dari Allah) (Syarhun Nawawi ‘Ala Muslim 6/59)
Dan juga diakhir doa ini “Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari-Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dari-Mu dan aku bertobat kepoda-Mu” terkandung penetapan bahwasanya sernua yang terjadi tidak lepas dari kehendak Allah sehingga menyebabkan seorang hamba hanya menggantungkan seluruh harapannya hanya kepadaNya, dan juga tidaklah dia meminta kecuali hanya kepada Allah.
Ketiga:
اللَّهُ أَكْبَرُ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ
“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintah-Nya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji.”
Keempat:
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ
“Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, Oleh karena itu aku patuh kepada perintah-Nya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, tunjukilah aku amal dan akhlak yang terbaik. Tidak ada yang dapat menujukkanku kepadanya kecuaji Engkau. Jauhkanlah aku dari amal dan akhlak yang buruk. Tidak ada yang dapat menjauhkanku darinya kecuali Engkau.”
Kelima:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ
“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu, Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau.”
Kandungan doa iftitah kelima:
Maksud dari kata (سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ) dijelaskan dalam Syarh Shahih Al-Bukhari:
المعنى: سبحانك اللهم بجميع آلائك، وبحمدك سبحتك
“Maha Suci Engkau Ya Allah dengan segala nikmat-Mu, dan aku mensucikan-Mu dengan memuji-Mu.” (Syarah Shahih Al-Bukhari 2/415)
Dan maksud dari (تَبَارَكَ اسْمُكَ):
تَبَارَكَ اسْمُكَ أي كثرت بركة اسمك إذ وجد كلّ خير مَنْ ذكراسمك
(tabaarakasmuka) yaitu keberkahan nama-Mu yang sangat banyak, ketika seseorang menyebut nama-Mu maka dia akan mendapat segala kebaikan. (HR. Muslim no. 399)
Dan doa ini menunjukkan bahwasanya seorang hamba ketika mengucapkan doa ini menunjukkan dia termasuk orang-orang yang senantiasa ingat terhadap pencipta-Nya, lalu mensucikan-Nya dari segala kekurangan dan menetapkan kesempurnaan hanya milik Allah. Dan juga doa ini menunjukkan bahwa nama-nama Allah penuh akan keberkahan yang membuat seorang hamba ingin terus menereus untuk menyebut nama-nama-Nya agar mendapatkan keberkahan dari-Nya.
Keenam:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّهُ 3×
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا 3×
“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau, Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah (3x), Allah Maha Besar (3x).”
Kandungan doa iftitah keenam:
Terkandung dalam doa ini 3 perkara, yaitu:
1. Pensucian Allah dari perkara-perkara yang tercela ataupun dari perkara yang menunjukkan ketikadaksempurnaan, dan menunjukkan sebaliknya yaitu kesempurnaan yang tanpa cela maupun cacat untuk Allah.
2. Pengesaan Allah dalam beribadah, bahwasanya Allah adalah satu-satunya yang berhak untuk disembah dan tidak ada selain-Nya yang boleh disembah.
3. Pengagungan terhadap Allah, bahwasanya Allah Maha Besar yang mana semua perintah-Nya harus dikerjakan dan larangan-Nya harus ditinggalkan, dan ketika seorang hamba mengagungkan Allah maka sudah seharusnya dia memprioritaskan Allah dari segala hal.
Ketujuh:
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا, وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
Kedelapan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, pujian yang terbaik dan pujian yang penuh keberkahan di dalamnya.”
Kesembilan:
اللهمَّ لَكَ الحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ،
“Ya Allah, segala puji bagi Engkau. Engkau pemelihara langit dan bumi serta orang-orang yang berada di dalamnya.
وَلَكَ الحَمْدُ لَكَ مُلكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ،
Segala puji bagi Engkau. Engkau memiliki kerajaan langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya.
وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ
Segala puji bagi Engkau. Engkau adalah cahaya bagi langit, bumi dan siapa saja yang berada di dalamnya.
وَلَكَ الحَمْدُ لَكَ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ
Segala puji bagi Engkau. Engkau Raja langit dan bumi dan Raja bagi siapa saja yang berada di dalamnya.
وَلَكَ الحَمْدُ أَنْتَ الحَقُّ، وَوَعْدُكَ الحَقُّ، وَلقَاؤُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ – صلى الله عليه وسلم – حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ،
Segala puji bagi Engkau. Engkaulah Al-Haq. Janji-Mu pasti benar, pertemuan dengan-Mu pasti benar, firman-Mu pasti benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, para nabi itu membawa kebenaran, dan Muhammad itu membawa kebenaran, hari kiamat itu benar adanya.
اللهمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ
Ya Allah, kepada-Mu lah aku berserah diri. Kepada-Mu lah aku beriman. Kepada-Mu lah aku bertawakal. Kepada-Mu lah aku bertaubat. Kepada-Mu lah aku mengadu. Dan kepada-Mu aku berhukum.
فَاغْفِرْ لي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ المُقَدِّمُ وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
Maka ampunilah dosa-dosaku. Baik yang telah aku lakukan maupun yang belum aku lakukan. Baik apa yang aku sembunyikan maupun yang aku nyatakan. Engkaulah Al-Muqaddim dan Al-Muakhir. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.”
Kesepuluh:
اللهمَّ رَبَّ جِبْرَائِيل وَمِيكَائِيل وَإِسْرَافِيل، فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ عَالمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلفُونَ، اهْدِنِي لمَا اخْتُلفَ فِيهِ مِنَ الحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Ya Allah, Rabb-nya malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui hal ghaib dan juga nyata. Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu dalam hal-hal yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah aku kebenaran dalam apa yang diperselisihkan, dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk menuju jalan yang lurus, kepada siapa saja yang Engkau kehendaki.”
Kesebelas:
اللَّهُ أَكْبَرُ 10 ×
“Allah Maha Besar” 10x
الحَمْدُ لِلَّهِ 10 ×
“Segala pujian bagi Allah” 10x
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ 10 ×
“Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah” 10x
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ 10 ×
“Aku memohon ampun kepada Allah” 10x
اللَّهُمَّ اغْفِرْلِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي وَعَافِنِيْ 10 ×
“Ya Allah, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah rezeki, berilah aku kesehatan” 10x
اللَّهمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الضِّيْقِ يَوْمَ الْحِسَابِ 10 ×
“Ya Allah, aku berlindung dari kesempitan hari kiamat” 10x
Keduabelas:
اللَّهُ أَكْبَرُ ذُو الْمَلَكُوتِ، وَالْجَبَرُوتِ، وَالْكِبْرِيَاءِ، وَالْعَظَمَةِ
“Allah Maha Besar. Yang memiliki kerajaan besar, kekuasaan, kebesaran dan keagungan.”
Kandungan doa iftitah keduabelas:
Doa ini terkandung didalamnya pengagungan Allah dari segi rububiyyahnya, bahwasanya Allah-lah Dzat maha pemilik kerajaan-kerajaan, maha memiliki kekuasaan, kebesaran dan keagungan. Ketika seorang hamba mengetahui hakikat keagungan sang penciptanya dan mengetahui bahwa tidak ada tandingan yang bisa menandingi penciptanya maka membuatnya hanya menggantungkan dirinya kepada Allah bukan selain-Nya yang lemah dan penuh kekurangan.