A. Penghuni Neraka Yang Kekal Di Dalamnya
1. Siapa sajakah mereka?
Para penghuni Neraka yang tidak akan keluar dari sana dan tidak akan binasa adalah orang-orang kafir dan musyrik.
Allah berfirman:
وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Tetapi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-A’raf (7): 36)
لَوْ كَانَ هَؤُلَاءِ آلِهَةً مَا وَرَدُوهَا وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ
“Seandainya (berhala-berhala) itu tuhan, tentu mereka tidak akan memasukinya (Neraka). Tetapi semuanya akan kekal di dalamnya.” (QS. Al-Anbiya (21): 99)
إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي عَذَابِ جَهَنَّمَ خَالِدُونَ
“Sungguh, orang-orang yang berdosa itu kekal di dalam adzab Neraka Jahannam.” (QS Az-Zukhruf (43): 74)
وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا …
“Dan orang-orang yang kafir, bagi mereka Neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan hingga mereka mati, dan tidak diringankan dari mereka adzabnya ….” (QS. Fathir (35): 36)
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kam mereka itu penghuni Neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah (2): 39)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (161) خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ (162)
“Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya, mereka kekal di dalamnya (laknat), tidak akan diringankan adzabnya, dan mereka tidak diberi penangguhan.” (QS. Al-Baqarah (2): 161-162)
Allah juga berfirman:
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّهُ مَنْ يُحَادِدِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَأَنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدًا فِيهَا ذَلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيمُ
“Tidakkah mereka (orang munafik) mengetahui bahwa barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Neraka Jahannamlah baginya, dia kekal di dalamnya. Itulah kehinaan yang besar.” (QS. At-Taubah (9): 63)
Dan Allah berfirman:
مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ
“Tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan masjid-masjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia-sia amalnya, dan mereka kekal di dalam Neraka.” (QS. At-Taubah (9): 17)
Karena kekekalan penghuni Neraka tersebut, maka itu Allah menyebut adzab Neraka sebagai adzab yang kekal, yakni adzab yang tidak berkesudahan. Sebagaimana Allah juga menghubungkannya pada sifat keabadian.
Allah berfirman:
يُرِيدُونَ أَنْ يَخْرُجُوا مِنَ النَّارِ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنْهَا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ
“Mereka ingin keluar dari Neraka, tetapi tidak akan dapat keluar dari sana. Dan mereka mendapat adzab yang kekal.” (QS. Al-Ma-idah (5): 37)
Dan Allah juga berfirman:
ثُمَّ قِيلَ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ
“Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zhalim itu: “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal. Kamu tidak diberi balasan, melainkan (sesuai) dengan apa yang telah kamu lakukan.” (QS. Yunus (10): 52)
Dari Ibnu Umar, dari Nabi, beliau bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ، وَأَهْلُ النَّارِ النَّارَ ثُمَّ يَقُومُ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ يَا أَهْلَ النَّارِ لاَ مَوْتَ وَيَا أَهْلَ الْجَنَّةِ لاَ مَوْتَ خُلُودٌ.
“Apabila penduduk Surga masuk ke dalam Surga dan penduduk Neraka masuk ke dalam Neraka. Setelah itu, berdirilah seorang penyeru yang berseru di antara mereka: “Wahai para penduduk Neraka, tidak ada lagi kematian. Wahai para penduduk Surga, tidak ada lagi kematian. Semuanya abadi.”
Pengumuman ini disampaikan setelah disembelihnya kematian. Sebagaimana dalam hadits, dari Ibnu Umar, dia berkata: Rasulullah bersabda:
إِذَا صَارَ أَهْلُ الْجَنَّةِ إِلَى الْجَنَّةِ وَأَهْلُ النَّارِ إِلَى النَّارِ, جِيءَ بِالْمَوْتِ حَتَّى يُجْعَلَ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ يُذْبَحُ, ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ لَا مَوْتَ وَيَا أَهْلَ النَّارِ لَا مَوْتَ,
“Ketika penduduk Surga telah masuk Surga dan penduduk Neraka telah masuk Neraka, maka didatangkanlah kematian kemudian diletakkan di antara Surga dan Neraka. Setelah itu, kematian pun disembelih. Lantas ada seorang penyeru yang berseru: “Wahai penduduk Surga, tiada lagi kematian. Wahai penduduk Neraka, tiada lagi kematian.
فَيَزْدَادُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فَرَحًا إِلَى فَرَحِهِمْ وَيَزْدَادُ أَهْلُ النَّارِ حُزْنًا إِلَى حُزْنِهِمْ
Karena itu, kegembiraan penduduk Surga semakin bertambah, dan begitu pula kesedihan penduduk Neraka semakin bertambah.”
Dalam hadits yang lain, dari Abu Sa’id, dia berkata: Rasulullah bersabda:
يُجَاءُ بِالْمَوْتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُ كَبْشٌ أَمْلَحُ فَيُوقَفُ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيُقَالُ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ هَلْ تَعْرِفُونَ هَذَا؟ فَيَشْرَئِبُّونَ وَيَنْظُرُونَ وَيَقُولُونَ نعم هذا الموت
“Pada hari Kiamat nanti, kematian akan didatangkan dalam bentuk seperti domba amlah, Kematian tersebut didirikan di antara Surga dan Neraka. Kemudian diserulah (penghuni Surga): Wahai penghuni Surga, apakah kalian mengenal ini? Maka mereka pun menengadahkan kepala dan melihatnya, seraya menjawab: “Ya, ini adalah kematian.
قال: ثم يقال يأهل النَّارِ هَلْ تَعْرِفُونَ هَذَا؟ فَيَشْرَئِبُّونَ وَيَنْظُرُونَ وَيَقُولُونَ نَعَمْ هَذَا الْمَوْتُ
Dan penghuni Neraka diseru: “Wahai penghuni Neraka, apakah kalian mengenal ini?” Mereka pun menengadahkan kepala seraya melihatnya. Kemudian mereka menjawab: “Ya, ini adalah kematian.”
قَالَ: فَيُؤْمَرُ بِهِ فَيُذْبَحُ ثم يقال يأهل الجنة خلود فلا موت ويأهل النَّارِ خُلُودٌ فَلَا مَوْتَ
Rasulullah bersabda: “Lantas, kematian diperintahkan untuk disembelih” Rasulullah melanjutkan: “Kemudian diserukan: Wahai penghuni Surga, kalian abadi, tiada lagi kematian. Wahai penghuni Neraka, kalian abadi, tiada lagi kematian”
ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Abu Sa’id berkata: “Kemudian Rasulullah membaca Firman Allah Ta’ala (yang artinya): Dan berilah mereka peringatan (Muhammad) tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus, sedang mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman.” (QS. Maryam (19): 39)
2. Neraka tempat tinggal orang kafir dan musyrik
Karena orang-orang kafir dan musyrik kekal di dalam Neraka, maka Neraka bagi mereka adalah tempat tinggal dan tempat kembali. Sebagaimana Surga merupakan tempat tinggal bagi orang-orang beriman.
Allah berfirman:
… وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ
“… Dan tempat kembali mereka ialah Neraka. Dan (itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zhalim.” (QS. Ali Imran (3): 151)
أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Mereka itu tempatnya di Neraka, karena apa yang telah mereka lakukan.” (QS. Yunus (10): 8)
… أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْكَافِرِينَ
“… Bukankah dalam Neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang kafir?” (QS. Al-Ankabut (29): 68)
Neraka merupakan seburuk-buruk tempat tinggal dan tempat kempbali. Allah berfirman:
… فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ
“… Maka pantaslah baginya Neraka Jahannam, dan sungguh (Jahannam itu) tempat tinggal terburuk.” (QS. Al-Baqarah (2): 206)
… وَإِنَّ لِلطَّاغِينَ لَشَرَّ مَآبٍ (55) جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا فَبِئْسَ الْمِهَادُ (56)
“… Dan sungguh, bagi orang-orang yang durhaka pasti (disediakan) tempat kembali yang buruk, (yaitu) Neraka Jahannam yang mereka masuki, maka itulah seburuk-buruk tempat tinggal.” (QS. Shad (38): 55-56)
3. Orang-orang yang mengajak manusia ke Neraka
Para penganut pemahaman yang sesat, para penganut aliran yang bathil dan menyimpang dari syariat Allah, serta para penyeru kebatilan adalah orang-orang yang mengajak manusia ke Neraka.
Allah berfirman:
… أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ …
“… Mereka mengajak ke Neraka ….” (QS. Al-Baqarah (2): 221)
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّار …ِ
“Dan Kami jadikan mereka para pemimpin yang mengajak (manusia) ke Neraka ….” (QS. Al-Qashash (28): 41)
Di antara mereka adalah syaitan. Allah berfirman:
… أَوَلَوْ كَانَ الشَّيْطَانُ يَدْعُوهُمْ إِلَى عَذَابِ السَّعِيرِ
“… Apakah mereka (akan mengikuti nenek moyang mereka) walaupun sebenarnya syaitan menyeru mereka ke dalam adzab api yang menyala-nyala (Neraka)?” (QS. Luqman (31): 21)
… إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“… karena sesungguhnya syaitan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni Neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir (35): 6)
Orang-orang yang semasa di dunia mengajak ke Neraka, di akhirat kelak mereka akan memimpin kaum dan para pengikutnya menuju Neraka. Contohnya adalah Firaun.
Allah berfirman:
يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ
“Dia (Firaun) berjalan di depan kaumnya di hari Kiamat, lalu membawa mereka masuk ke dalam Neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat-yang dimasuki.” (QS. Hud (11): 98)
Setiap pemimpin kesesatan yang mengajak manusia pada agidah dan ideologi yang bertentangan dengan Islam, mereka itulah orang-orang yang mengajak manusia ke Neraka. Karena satu-satunya jalan yang dapat menyelamatkan manusia dari Neraka dan mengantarkan ke Surga adalah keimanan.
Allah berfirman:
وَيَاقَوْمِ مَا لِي أَدْعُوكُمْ إِلَى النَّجَاةِ وَتَدْعُونَنِي إِلَى النَّارِ
“Dan wahai kaumku! Bagaimanakah ini, aku menyerumu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeruku ke Neraka?” (QS. Al-Mu’min (40): 41)
Dahulu kaum Nabi Musa mengajak Nabi Musa untuk beribadah kepada Fir’aun, serta mengikuti kekafiran dan kesyirikannya. Sedangkan Musa mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah, mentauhidkan dan mengimani-Nya.
Karena orang-orang kafir telah mengajak manusia ke Neraka, maka Allah pun mengharamkan bagi orang-orang beriman untuk menikah dengan wanita-wanita musyrik. Sebagaimana Allah juga mengharamkan bagi wanita-wanita beriman untuk menikah dengan laki-laki musyrik.
وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا
“Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman.
وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik, meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke Neraka, sedangkan Allah mengajak ke Surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah (2): 221)